Analisadaily.com, Makassar - Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IX, dr. Yessi Kumalasari, menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) yang diinisiasi oleh Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya, Sp.BS (K).
Hal itu disampaikannya saat ditemui di sela-sela kunjungan kerja di Kota Baubau, dimana pada saat yang sama, Prof. Ridha menyambangi Kantor BPJS Kesehatan Kepwil IX untuk mengampanyekan Gerakan Gadget Sehat Indonesia kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan Wilayah IX dan Cabang Makassar, Kamis (9/11).
Ia menilai sosialisasi dan penyuluhan gadget sehat yang digaungkan Prof. Ridha sejalan dengan program Pemerintah Indonesia dalam menyambut bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
"Keinginan dan harapan Prof. Ridha dalam upaya menyelamatkan generasi muda melalui gerakan gadget sehat adalah langkah nyata menyambut bonus demografi, agar ke depannya generasi yang tumbuh adalah generasi berkualitas, yakni generasi sehat, pintar dan berakhlak yang mulia," ujarnya.
Saat ini dirinya tak menampik jika teknologi begitu berkembang, segala sesuatunya akan bersinggungan dengan gadget, baik dalam dunia kerja maupun keseharian masyarakat.
"Kendati gadget memiliki nilai positif dalam berbagai hal, tapi tak bisa dipungkiri jika gadget juga memiliki dampak negatif baik secara fisik maupun mental jika tak bijak dalam penggunaannya. Untuk itu, dengan hadirnya gerakan gadget sehat yang diinisiasi Prof. Ridha membuka pemahaman kita semua bahwa penggunaan gadget yang tidak tepat, baik itu posisi dan durasi akan menyebabkan saraf kejepit pada bagian leher yang tak menutup kemungkinan tumbuh generasi cacat," ujarnya.
dr. Yessy mengapresiasi harapan Prof. Ridha agar BPJS Kesehatan Wilayah IX memperhatikan problem gangguan psikologis akibat kecanduan gadget dengan memberikan dukungan layanan kesehatan di puskesmas ataupun di rumah sakit yang ditanggung oleh Program JKN.
“Itu saran yang baik dan akan saya pertimbangkan dalam usulan rencana kerja kami,” ungkapnya.
Dirinya berharap gerakan gadget sehat tak hanya berakhir di 15 kota saja, namun dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Sehingga harapan kita bersama untuk menciptakan generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 mendatang bisa terwujud," pungkasnya.