Kronologi Bentrok Kelompok Mahasiswa di UINSU

Kronologi Bentrok Kelompok Mahasiswa di UINSU
Rektor UINSU saat menenangkan mahasiswa yang terlibat bentrok. (Analisadaily/Magang - Tondini Harahap.)

Analisadaily.com, Medan - Dari data dan informasi yang dihimpun sejauh ini, Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Dr Nurhayati, MAg menjelaskan kronologi terjadinya bentrok mahasiswa di kampus II Jalan Willem Iskander, Medan, Jumat (10/11) sore.

Yang kejadian itu mengakibatkan dua mahasiswa menjadi korban dan mengalami luka-luka. Rektor Prof Nurhayati menjelaskan kronologi kejadian, yakni dimulai dari sekelompok orang mengedarai sepeda motor menerobos dan masuk ke kampus II UINSU Jalan Willem Iskander, Medan. Kemudian melakukan pemukulan terhadap beberapa mahasiswa yang diduga sebagai oknum yang mereka cari.

Menurutnya, saat ini memang belum terlalu jelas motif penyerbuaan atau penyerangan tersebut. Namun dari data yang diperoleh dari lapangan, kelompok yang menerobos ini ingin mencari seorang mahasiswa yang sebelumnya diduga bermasalah dengan kelompok itu.

Sebelumnya, terjadi perselisihan atau bentrok di luar kampus. Lalu merembet, sampai kelompok yang diduga mahasiswa dari kampus lain itu melakukan penyerbuan. Mahasiswa UINSU yang sebagian besar sedang mengikuti perkuliahan terkejut mendengar keributan yang terjadi di lingkungan kampus II.

Lalu kelompok penyerang, semakin membabibuta melakukan pengerusakan, terhadap sarana dan prasarana kampus. Seperti pelemparan jendela-jendela dan lampu-lampus fasilitas kampus. Sebagian massa pelaku penyerangan memang secara jelas mengaku berasal dari kampus Universitas HKBP Nomensen Medan. Kendatipun sejauh ini, pengakuan tersebut, belum bisa diverifikasi keberanannya.

Terkait kejadian tersebut, Rektor UINSU langsung mengambil langkah cepat dengan menghubungi pihak kepolisian dan dalam waktu singkat hadir di kampus untuk menjaga kondusivitas kampus. Bersamaan dengan itu, rektor juga berkomunikasi dengan Rektor UHN Medan dalam upaya dan kerangka komunikasi dan kebenaran berita yang berkembang.

Hal itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi tafsiran-tafsiran yang tidak tepat terhadap peristiwa itu. Rektor UHN Medan lalu memberikan respons yang sangat positif bersama wakil rektor kemahasiswaan hadir di kampus II UINSU untuk berkoordinasi dengan Rektor UINSU dan disaksikan Kanit Intelkam Polrestabes Medan didampingi Wakapolres Percut Sei Tuan AKP Masagus Zailani Dwiputra, STK, SIK, MH.

Hingga pada pertemuan itu, pimpinan dua kampus sepakat menolak segala macam aksi kekersan yang dilakukan di dalam lingkungan kampus. Lalu meminta kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki secara terukur terkait dengan oknum-oknum yang mengatasnamakan institusi dan melakukan kekerasan di kampus lain. Hal itu harus juga mendapatkan hukuman yang setimpal. Diharapkan tindak kekerasan di kampus ke depan tidak terjadi lagi.

Rektor UHN Medan dan UINSU Medan sepakat untuk bersama menjaga kondusivitas masing-masing di kampus. Karena takut diduga ada pihak-pihak yang mencoba membenturkan dua lembaga pendidikan tinggi berbasis agama ini. Yang selama rentang puluhan tahun, hubungan dua kampus yang berdekatan ini berjalan harmonis tanpa ada masalah apapun.

Oleh karena itu, pihak-pihak yang mengatasnamakan institusi tertentu patut dicurigai sebagai upaya membentukan UINSU dan UHN. Kendati demikian, jika secara hukum terbukti ada mahasiswa yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut, baik dari Nomensen dan UINSU, kedua rektor sepakat akan bertindak tegas dan memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatan tersebut.

Dengan respons cepat, saat kejadian petugas kepolisian lalu bersiaga dan melakukan pengamanan di kampus dan disambut dengan pertemuan dan konferensi pers para pimpinan kampus. Sebelumnya, Rektor Prof Nurhayati turut turun ke lokasi untuk menenangkan mahasiswa. Massa pun membubarkan diri dari lokasi kejadian.

(AMAD/BR)

Baca Juga

Rekomendasi