Pemilu 2024 (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: Rizal Rudi Surya
PERTARUNGAN seru menuju Senayan tidak hanya terjadi Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara (Sumut) I, tapi juga di Dapil Sumut II. Dapil Sumut II meliputi Humbang Hasundutan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba, Samosir, Gunungsitoli, Padang Sidempuan, Sibolga.
Dari Daftar Calon Tetap (DCT) yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jumat (2/11), Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024 di Dapil Sumut II akan mempertemukan peraih suara terbanyak pada Pileg 2019 dengan para mantan penguasa lokal. Seperti diketahui pada Pileg 2019 suara terbanyak dari seluruh Sumut (Dapil I-III) berasal dari Dapil II atas nama Sihar Sitorus.
Sihar Sitorus yang berasal dari PDI Perjuangan meraih 185.918 suara. Bahkan dalam jajaran 10 besar, dari Dapil II ada empat orang. Selain Sihar menyusul Gus Irawan Pasaribu (Partai Gerindra) di peringkat 2 dengan 168.342 suara. Setelah itu Saleh Partaonan Daulay (PAN) di peringkat 6 dengan 142.683 suara dan Trimedya Panjaitan (PDIP) di peringkat 10 dengan 106.103 suara.
Selain empat nama ini, lima petahana (incumbent) lainnya akan tetap bertarung yaitu, Martin Manurung (NasDem), Lamhot Sinaga (Golkar), Iskan Qolba Lubis (PKS), Ongku P Hasibuan (Demokrat) dan Marwan Dasopang (PKB). Ongku yang merupakan Bupati Tapsel 2005-2010 adalah Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Jhonni Allen Marbun. Allen Marbun sendiri akan maju kembali, namun menggunakan "kendaraan" Partai Golkar.
Satu-satunya petahana yang tidak mencalonkan lagi adalah Delmeria dari NasDem. Delmeria merupakan istri dari M Syarfi Hutauruk, Wali Kota Sibolga 2010-2015 dan 2016-2021. Syarfi akan maju melalui Partai Demokrat.
Syarfi (selain Ongku), bukan satu-satunya mantan penguasa lokal yang akan meramaikan pertarungan di Dapil Sumut II. Sejumlah mantan bupati dan wali kota akan mencoba "peruntungannya" bersaing dengan para petahana serta tokoh lokal lain yang selama ini cukup dikenal di Sumut.
PDIP akan memperkuat pasukannya dengan Rapidin Simbolon. Rapidin adalah Bupati Samosir 2016-2021, kini menjabat sebagai Ketua PDIP Sumut. Di samping Rapidin nomor urut 1, Trimedya (2), dan Sihar (4), PDIP juga diperkuat mantan anggota KPU Sumut, Turunan Gulo (5). Mampukah PDIP menambah perolehan suara atau kursinya?
Sepertinya persaingan semakin seru. NasDem seperti PDIP, pemilik dua kursi pada Pileg 2019 juga menambah kekuatannya. Dua tokoh lokal yang sangat terkenal di daerahnya, Torang Lumbantobing dan Bakhtiar Ahmad Sibarani, akan "turun gunung". Torang Lumbantobing yang biasa disapa Toluto merupakan Bupati Tapanuli Utara 2004-2009 dan 2009-2014. Sedangkan Bakhtiar adalah Bupati Tapanuli Tengah 2017-2022.
Golkar tidak ketinggalan. Partai berlambang pohon beringin ini mencalonkan Syahrul M Pasaribu (Bupati Tapanuli Selatan 2010-2015 dan 2016-2021), Idealisman Dachi (Bupati Nias Selatan 2011-2016), dan Andar Amin Harahap (Bupati Padanglawas Utara 2018-2023). Syahrul akan berkompetisi dengan saudara kandungnya, Gus Irawan, sang pemilik suara terbanyak kedua di Dapil Sumut II. Ditambah Allen Marbun, Golkar berpotensi menambah suara. Setidaknya Golkar mendapat tambahan satu kursi jadi dua.
Demokrat sendiri, selain dua mantan penguasa lokal Ongku dan Sarfi juga diperkuat Sokhiatulo Laoli. Sokhiatulo adalah Bupati Nias 2011-2016 dan 2016-2021.
Sedangkan Gerindra juga menambah kekuatan dengan menaikkan level Mustafa Harun Nasution. Mustafa saat ini merupakan Wakil Ketua DPRD Sumut periode 2019-2024.
Sementara Herry Lotung Siregar, anggota DPR RI periode 2014-2019 akan kembali mencalon. Herry Wakil Bupati Tapanuli Selatan 2005-2010 masih tetap bersama Partai Hanura. Hanura juga mencalonkan pengacara Razman Arif Nasution pada nomor urut 10.
Partai pimpinan anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengusung salah seorang pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW) Irma Natalia Hutabarat.
Melihat tampilnya nama-nama di atas, pertarungan antar caleg di Dapil Sumut II tidak kalah seru dibandingkan Dapil I. Bahkan sulit memprediksi siapa yang bakal melenggang ke Senayan. Pergeseran suara pasti akan terjadi. Setiap tokoh khususnya mantan penguasa lokal pasti punya loyalis. Punya pendukung fanatik yang tidak memandang latar belakang partai.
Kita hanya berharap kontestasi berjalan dengan jujur dan fair. Hanya kontestasi yang jujur dan fair yang mampu melahirkan wakil rakyat yang amanah. Wakil rakyat yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat.
(RRS/RZD)