Pesan Prof Ridha Saat Hadir di Universitas Muhammadiyah Aceh: Sudah Saatnya Berpikir Global

Pesan Prof Ridha Saat Hadir di Universitas Muhammadiyah Aceh: Sudah Saatnya Berpikir Global
Pesan Prof Ridha Saat Hadir di Universitas Muhammadiyah Aceh: Sudah Saatnya Berpikir Global (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Aceh - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya hadir di tengah mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh, Senin (13/11).

Masih dalam rangkaian kampanye gadget sehat kota ke 16 yang dikunjunginya, Prof Ridha mengingatkan kepada para peserta pendidikan tinggi tersebut untuk saatnya berpikir global.

Mengingat, saat ini generasi muda Indonesia mulai bersaing secara global. Untuk itu, Prof Ridha mengingatkan kepada para mahasiwa khususnya program studi Psikologi untuk terus menambah wawasannya.

"Jadi karena kita belajar dan tinggal di Aceh bukan berarti kita tetap berpikir lokal. Saat ini kita akan menghadapi persaingan global. Di mana nantinya orang asing akan semakin banyak yang hadir di Aceh. Jadi adik-adik harus membuka wawasan dan terus belajar agar bisa bersaing sesuai program Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," kata Prof Ridha.

Dalam kesempatan itu juga, Prof Ridha mengungkap fakta lain yang bisa mengancam para generasi muda, yakni penggunaan gadget yang tidak tepat. Penggunaan gadget yang tidak tepat lanjut Prof Ridha akan berakibat terhadap kelumpuhan atau kecacatan.

Alhasil, bonus demografi di mana usia produktifnya jauh lebih tinggi di kisaran angka 75 persen yang tengah dihadapi Indonesia saat ini justru bisa berujung menjadi bencana demografi.

"Sehingga niat menuju Indonesia Emas 2045 tentunya tidak akan bisa terwujud. Untuk itu perlu disampaikan bahwa gadget yang pada fungsinya sangat baik dalam penyerapan informasi namun juga memiliki dampak yang buruk untuk kesehatan fisik dan mental jika tidak bijak dalam pemanfaatannya," terang Prof Ridha yang juga berstatus sebagai dokter ahli spsesialis bedah saraf itu.

Di mana Prof Ridha menjelaskan ada dua faktor penyebab penggunaan gadget yang tidak tepat, yakni, posisi dan durasi.

"Jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher," terang Guru Besar Fakultas Kedokteran USU itu.

Jika ini berlangsung singkat atau hanya beberapa menit lanjut Prof Ridha, hal itu tidak begitu berdampak.

"Tapi jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya.

Dulunya gejala ini ungkap Prof Ridha, sering dirasakan orang tua usia 60 tahun ke atas, tapi sekarang mulai dirasakan remaja baik tingkat SMA, SMP bahkan anak SD.

"Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama maka yang terjadi adalah kematian saraf," ucapnya lagi.

Kematian saraf ini ungkap Prof Ridha jauh lebih berbahaya dan berujung cacat dengan gejala yang dialami adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss atau tidak terasa dan seksualitas bagi kaum lelaki hilang.

"Jika seperti ini maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," sebutnya.

Sehingga yang terjadi, 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi yang cacat.

Untuk itulah dirinya menganggap pentingnya gerakan gadget sehat hadir di Indonesia dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari situasi bonus demografi.

"Sekali lagi saya ajak agar memanfaatkan bonus demografi agar Indonesia bisa masuk jajaran lima besar dunia dan tujuan mulia penyelamatan generasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045 bisa terwujud," harap Prof Ridha.

Kehadiran Prof Ridha pun mendapat apresiasi Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh, Barmawi. MSi.

"Kita sambut kedatangan Prof Ridha yang rela hadir ke Aceh di tengah kesibukan beliau. Kita pun berharap kedatangan Prof Ridha bisa menginspirasi para mahasiwa agar bisa memahami bagaimana penggunaan gadget yang sehat agar mimpi kita menghadirkan generasi berkualitas yakni generasi pintar, sehat dan berahlakul karimah bisa terwujud," harapnya.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi