Siswa MAN 1 Medan Diculik dan Dianiaya Puluhan Remaja Gank Sekolah

Siswa MAN 1 Medan Diculik dan Dianiaya Puluhan Remaja Gank Sekolah
Korban dalam perawatan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily, Medan - Kisah tragis dialami MHD, remaja 15 tahun yang baru duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) Medan, babak belur setelah diculik dan dianiaya secara keji oleh sekelompok remaja pada Kamis (23/11).

Bahkan korban yang juga menderita luka bakar, sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Diduga kuat, pelaku merupakan kelompok gank sekolah dan alumni yang mengamuk karena korban kabarnya menolak bergabung dengan kelompok mereka.

Berdasarkan informasi, usai kejadian korban tersebut, orang tua korban Rahmat Dalimunthe (49), melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Medan. Pelaporan itu tertuang dalam STTLP/B/3910/XI/2023/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA tertanggal 24 November 2023.

Dalam laporan tersebut, tersebut pelaku disebutkan berinisial Muhammad Alfi Syahri Ramadhan Nasution (MASRN) dkk. Kabarnya, pelaku yang rata-rata masih berusia di bawah umur dan bersekolah di tempat yang sama, berjumlah sekitar 20 orang.

Disebut-sebut, komplotan pelaku tergabung dalam kelompok gank Parman Solidarity di bawah kepemimpinan alumni MAN 1 stambuk 2021 berinisial FAR.

Ditemui dikediamannya di Rumah Tahfidz Anwar Saadah, Jalan Persamaan, Gang Aman, Simpang Limun, Kecamatan Medan Kota, MHD yang didampingi ibunya, mengaku masih mengalami trauma.

Dalam keadaan menahan rasa sakit ia bercerita, peristiwa sadis yang dialaminya, berawal ketika pihak MAN 1 yang berlokasi di Jalan Pertiwi, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, memulangkan siswanya lebih cepat termasuk korban, karena ada rapat persiapan Hari Guru Nasional.

Sekitar pukul 10.00 WIB, korban yang mengendarai sepeda motor beranjak dari sekolahnnya. Namun tak jauh dari sekolah korban menghentikan laju motornya.

Namun tak disangka, tiba-tiba dari arah belakang, sekelompok pelaku yang juga mengendarai motor menghampirinya. Korban dipaksa ikut mereka dan dibawa ke sebuah warung yang lokasinya asing bagi putra semata wayang pasangan Rahmat Dalimunthe dan Khairani Anwar tersebut.

"Di warung itu aku langsung dipukuli, dikeroyok mereka. Aku juga dipaksa makan lumpur, menghisap sandal, makan daun dan ranting, juga dipaksa minum air liur (ludah) para pelaku," ucapnya, Sabtu (25/12).

Tidak itu saja, lanjut korban, pelaku juga menyundut korban dengan rokok dan menempel kunci yang sudah dipanaskan ke tubuhnya hingga kulit bagian tangan korban melepuh dan senga dibentuk seperti inisial huruf.

Mengetahui hal itu, orangtua korban pun langsung melarikannya ke RS Mitra Sejati di kawasan Titi Kuning, Medan Johor. Hasil pemeriksaan medis, korban diketahui mengalami luka memar di sekujur tubuh, bibir pecah dan luka bakar.

Kepala MAN 1 Reza Faisal yang dikonfirmasi, membenarkan adanya peristiwa penganiayaan yang dialami anak didiknya.

"Betul ada kejadian seperti itu.

Namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan melibatkan siswa dan orang tua siswa yang diindikasikan terlibat," katanya.

Namun demikian, Reza meminta waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dari siswa dengan melibatkan orang tua siswa.

"Kami juga sedang mendalami kejadian dengan meminta keterangan dari guru, wali kelas yang sedang bertugas pada kejadian itu. Kami sudah secara langsung melihat kondisi siswa ybs, kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini," tutupnya.

Sementara itu, ibu korban Khairani Anwar meminta agar aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan menangkap para pelakunya.

"Saya tidak terima anak saya satu-satunya diperlakukan seperti ini seperti binatang. Saya memohon kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan menindak semuanya sesuai hukum yang berlaku, termasuk jika yang terlibat pelajar di MAN 1 atau alumni," tegasnya menahan emosi.

Ia juga berharap, kasus serupa tidak lagi terjadi, sehingga para anak didik yang bersekolah di mana pun bisa nyaman bersekolah.

"Semoga apa yang dialami anak saya ini peristiwa yang terakhir. Jangan terulang lagi. Para orang tua tentu resah dengan kejadian ini. Kami para harap para orangtua juga lebih ketat mengawasi buah hatinya. Jangan sampai menjadi korban atau terlibat kelompok gank begini. Polisi juga kami harap bisa lebih meningkatkan patroli agar kenakalan remaja bisa dideteksi sedini mungkin dan diredam," tutupnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi