Usai PKS, Prof Ridha Juga Dekati PSI, Disambut Langsung Ketua DPW (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) kembali mendekati salah satu partai peserta pemilu 2024.
Setelah sebelumnya merapat ke DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kali ini Prof Ridha bersama tim hadir di sekretariat DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di kawasan Jalan Sei Belutu Medan, Senin (27/11).
Hadirnya Prof Ridha ternyata masih dalam agenda yang sama yakni melakukan pendekatan agar gerakan gadget sehat bisa mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah.
Tentu saja, kekuatan partai sebut Prof Ridha menjadi media yang tepat sehingga sosialisasi gerakan gadget sehat tak hanya berhenti di masyarakat tapi ada kebijakan khusus yang diatur dalam peraturan daerah lewat legislator yang terpilih dan berada di parlemen.
"Kita merasa gerakan ini akan kurang maksimal jika tanpa adanya dukungan pemerintah. Agar bisa masuk ke situ, kita sengaja mendatangi sejumlah partai termasuk PSI, agar bisa menyuarakan keinginan kita," ujar Prof Ridha yang juga memiliki kedekatan emosional dengan ketua DPW PSI Sumut, H M Nezar Djoeli ST dan merupakan teman semasa sekolahnya.
Masih menurut Prof Ridha, ke depan dirinya juga akan melakuan pendekatan ke seluruh partai yang memiliki wakil di legsilatif agar gerakan gadget sehat memiliki aturan yang bisa dijalankan di tengah-tengah masyarakat.
"Parpol sebagai ujung tombak dalam melahirkan peraturan daerah. Tentunya aksi tanpa payung hukum pastinya kurang maksimal di sinilah peranan parpol yang memiliki anggota legislatif dalam mengajukan peraturan," ujar Prof Ridha lagi.
Dalam kehadirannya juga, Prof Ridha turut menjelaskan bahaya gadget secara fisik akibat posisi yang salah dan juga durasi yang terlalu lama. Di mana akan ada bahaya mengintai generasi muda terutama saraf kejepit pada bagian leher yang bisa berujung kematian pada saraf leher.
"Jika salah penggunaan dan dengan durasi yang berlebih maka tak hanya saraf kejepit tapi juga kematian saraf. Tentu saja tak ada obat yang menyembuhkan dan tak ada operasi yang bisa mengembalikan. Yang ada kita akan melihat generasi yang cacat ke depannya," ucap Prof Ridha.
"Jika ini terjadi, maka tak ada lagi arti bonus demografi yang terjadi justru bencana demografi. Harapan menuju Indonesia Emas 2024 juga akan menjadi sia-sia," ujarnya melanjutkan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPW PSI Sumut, H M Nezar Djoeli ST menyahuti gerakan yang digaungkan Prof Ridha. Bahkan, dirinya menegaskan gerakan Prof Ridha bisa menjadi bagian dari kerja partainya nanti.
"Prof Ridha datang di tempat yang tepat karena PSI ini adalah tempatnya para millenial. Karena lebih dari 30 persen PSI diisi oleh kaum millenial. Apalagi, sebentar lagi kita akan memghadapi kontestasi politik pada 14 februari 2024 di mana akan menciptakan legislator-legislator baru di masa yang akan datang. Dengan apa yang menjadi program Prof Ridha akan menjadi bagian dari kerja PSI apabila nanti memiliki kursi di parlemen di masing-masing tingkatan di Sumatera Utara dan Medan khususnya," ucap Nezar.
Selain itu sambungnya, PSI akan membuat program prioritas dari partai dalam mengedukasi masyarakat. "Karena kita gak mau generasi kita di masa yang akan datang dalam kondisi loyo dan cacat seperti kata Prof Ridha tadi akibat menggunakan gadget yang salah," tuturnya lagi.
Selain dihadiri Ketua DPW PSI, H M Nezar Djoeli, audiensi itu juga dihadiri Sekretaris Delia Ulpa, Wakil Ketua Muhri Fauzi Hafiz, Wak Sekretaris Sianipar, Wakil Ketua Roy Novan dan wakil ketua Dr Horas Rajagukguk Sp B.
(JW/RZD)