Indonesia Tourism Outlook 2024 bertajuk “Peluang dan Tantangan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan” yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Hotel AOne Jakarta, Selasa (28/11). (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, sektor pariwisata pada tahun 2024 diprediksi akan cerah, meskipun besarannya belum seperti 2019 atau sebelum pandemi Covid -19.
“Capaian kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia tahun ini sekitar 11 juta atau di atas target 8,5 juta. Pada 2024 kita mentargetkan 14 juta kunjungan Wisman. Angka ini masih di bawah capaian 2019 sebesar 16,11 juta. Kita optimistis di 2025 sektor pariwisata akan pulih seperti semula,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam Indonesia Tourism Outlook 2024 bertajuk “Peluang dan Tantangan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan” yang digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Hotel AOne Jakarta, Selasa (28/11).
Sandiaga mengatakan, untuk mencapai target 14 juta kunjungan Wisman 2024, kita dihadapkan sejumlah tatangan terutama oleh situasi global yang tidak menentu. Sejumlah lembaga internasional memprediksikan berbagai tantangan di tingkat global pada 2024 seperti konflik geopolitik, gejolak perekonomian, hingga krisis lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan sektoral termasuk travel industry.
Sementara itu, perekonomian di wilayah Asia Tenggara yang relatif menguat selama 2023, didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan yang menunjukkan tren positif, menjadi kabar baik yang akan berdampak terhadap meningkatnya perjalanan wisatawan di kawasan Asia-Pasific termasuk ke Indonesia.
Hal itu terlihat pariwisata Indonesia tahun ini mengalami percepatan kebangkitan. Pemerintah semula menetapkan target kunjungan 7,6 juta Wisman kemudian dinaikkan menjadi 8,5 juta, pada kuartal III - 2023 “Tahun ini kita akan memperoleh 11 juta kunjungan Wisman,” ujar Sandiaga.
Untuk mencapai target tersebut, menurutnya, berbagai tantangan harus dihadapi bersama di antaranya bagaimana memperkuat konektivitas penerbangan dari negara-negara sumber Wisman dengan ketersediaan seat pesawat yang mencukupi.
Selain itu, lanjut Sandiaga penyebaran Wisman ke berbagai destinasi unggulan di Indonesia juga masih menjadi tantangan. Bali sebagai magnet dalam menarik kunjungan Wisman diharapkan dapat menyebarkan ke destinasi lain di Indonesia.
"Untuk itu pemerintah gencar mempromosikan ‘Bali Beyond’ terutama ke lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang," ujar Sandiaga.
Menparekraf menjelaskan, Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik sehingga diharapkan akan mendorong daya beli masyarakat serta meningkatkan perjalanan di dalam negeri pada 2024 dengan target 1,2 - 1,4 miliar perjalanan.
“Meskipun perekonomian global diproyeksikan akan terjadi perlambatan, namun tren pertumbuhan perekonomian nasional diprediksi masih akan terus kuat di 2024, mencapai 5 persen menurut IMF dan OECD," jelas Menparekraf Sandiaga.
Pemerintah kata Sandiaga, terus mendorong pariwisata domestik sebagai kekuatan pariwisata nasional. Untuk itu, berbagai kendala harus segera dapat diatasi, diantaranya harga tiket pesawat agar bisa terjangkau.
“Lebaran, libur sekolah, Natal dan Tahun Baru, cuti bersama dan long week end menjadi momentum untuk meningkatkan pergerakan Wisnus dan meningkatkan kontribusi terhadap capaian target Wisnus,” tutur Sandiaga.
Direktur Marketing and Consumer Experience PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Maya Watono menuturkan, lima DPSP menjadi daya tarik baru bagi pariwisata untuk mendatangkan Wisman. Pemerintah akan gencar mempromosikan ‘Bali beyond’ dalam upaya mendorong penyebaran kunjungan Wisman dari Bali ke 5 DPSP.
Maya Watono melihat selain penyebaran Wisman, tantangan yang harus segera diatasi untuk mencapai target 14 juta Wisman 2024 adalah konektivitas penerbangan.
“Kita berupaya menyediakan seat pesawat yang mencukupi untuk mendukung target 14 juta Wisman. Dengan load factor rata-rata sudah mencapai 70 persen dibutuhkan sekitar 20 juta seat. Sementara yang tersedia saat ini sekitar 11 juta seat pesawat. Pada 2024 secara bertahap kekurangan 9 juta seat pesawat akan terpenuhi," harap Maya.
Sementara itu,Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengatakan, daya beli masyarakat masih menjadi kendala dalam meningkatkan pariwisata dalam negeri. “Tantangan kita bagaimana daya beli masyarakat tahun depan lebih baik. Untuk ini perlu upaya bersama agar tidak stagnan,” kata Hariyadi.
Hariyadi berharap pemerintah bersama pelaku usaha airlines domestik bisa menurunkan harga tiket pesawat di dalam negeri. “Kami menyambut positif upaya pemerintah untuk mendorong Wisnus melakukan perjalanan darat. Misalnya, dari Palembang (Sumatra)-Jawa-Bali yang saat ini sudah terhubung jalan tol,” kata Hariyadi.
Hariyadi mengatakan, hal penting adalah mensinkronkan program promosi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha industri pariwisata agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
(BR)