Melihat Kekhasan Lembaga Kesenian Bunga Tanjung Deliserdang Melalui Pengabdian Dosen

Melihat Kekhasan Lembaga Kesenian Bunga Tanjung Deliserdang Melalui Pengabdian Dosen
Melihat Kekhasan Lembaga Kesenian Bunga Tanjung Deliserdang Melalui Pengabdian Dosen (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Deliserdang - Seni pertunjukan Melayu sudah ada sejak zaman Hindu masuk ke Nusantara. Dalam perjalanannya hingga saat ini, masyarakat yang berusaha untuk menghidupkan unsur-unsur kebudayaan dengan kesenian semakin sulit dan jarang.

Tidak hanya untuk mempertahankan, kebutuhan ekonomi menjadi kendala untuk tetap melestarikan kesenian yang ada tetapi juga kemajuan teknologi yang menyebabkan generasi saat ini semakin berjarak dengan kebudayaan, kesenian, khususnya seni pertunjukan.

Di tengah kelesuan budaya yang sedang dialami saat ini, terdapat satu lembaga yang gencar melakukan ‘orasi seni pertunjukan’. Hal ini lah yang dilakukan oleh Lembaga Kesenian Bunga Tanjung atau yang lebih sering disebut LKBT.

Lembaga ini lahir pada 24 Desember 2014 yang diprakarsai Sujadi, yang hingga saat ini, masih menjadi pimpinan utama lembaga tersebut. Lembaga yang sudah berdiri selama 9 tahun ini, sekarang memiliki anggota yang aktif sebanyak kurang lebih 250 orang dari 6 studio atau cabang yang sudah dikembangkan oleh Sujadi.

Lembaga yang beralamat di Jalan Galang Desa Tanjung Mulia, Dusun Rahayu 2 ini kemudian menjadi perhatian dan sasaran pengabdian oleh dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Arie Azhari Nasution, M.A dan Lestari Dara Cinta Utami Ginting, M.A.

Dengan melakukan pengabdian, diharapkan lembaga ini dapat lebih tersosialisasikan lagi sehingga dapat membantu menghidupkan kesenian, khususnya seni pertunjukan Melayu dengan jenis tarian yang menjadi tonggak dasar dari lembaga ini.

Dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan, para pengabdi ini mengikuti dan bersosialisasi di Lembaga Kesenian Bunga Tanjung. Melihat para siswa LKBT Latihan tari, dan mengikuti beberapa acara yang lain seperti latihan gabungan yang dilakukan oleh seluruh studio yang ada di LKBT yang tersebar di beberapa desa di sekitaran Lubukpakam, Deliserdang, hingga menyertai acara tepung tawar pemberangkataan siswa lembaga untuk ikut festival internasional ke Tanjung Balai Karimun pada 7 Oktober 2023. LKBT merupakan lembaga yang sangat aktif dan unik.

“Saat ini, LKBT memiliki siswa dari SD (Sekolah Dasar) hingga kuliah yang juga mengambil jurusan tari. Kami memiliki kurikulum tersendiri dalam pengajaran seni pertunjukan khususnya tari. Setiap orang wajib menguasai dasar-dasar tari yang semua dimulai dari gerak dasar tari Melayu. Terdapat 6 pakem Gerakan yang wajib dikuasai dan diujiankan apabila siswa/anggota ingin naik tingkat” ujar Sujadi, selaku pimpinan dan pendiri LKBT, Jumat (30/11).

Selain keunikan lembaga yang memiliki kurikulum layaknya sekolah, LKBT juga selalu terlibat dalam event-event daerah yang diadakan pemerintah kabupaten.

“Kegiatan pengabdian ini tidak hanya meliput dan bersosialisasi dengan LKBT saja. Kedepannya, kita akan bekerjasama untuk berusaha melestarikan Budaya Melayu, khususnya pada tarian Melayu yang menjadi ikon dari LKBT meskipun saat ini sudah berkolaborasi dan menciptakan tarian-tarian kreasi di luar Melayu seperti Karo dan tari daerah lainnya. Kita akan berkolaborasi dengan LKBT pada acara-acara di kampus sehingga dapat mengenalkan Lembaga-lembaga yang sangat aktif dalam melestarikan Budaya.” Pungkas Arie, ketua tim pengabdian.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi