Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) bersilaturahmi ke SMP Muhammadiyah-3 Jalan Abdul Hakim Medan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof. Dr. dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) bersilaturahmi ke SMP Muhammadiyah-3 Jalan Abdul Hakim Medan pada Jumat (8/12).
Dalam kunjungannya, Prof Ridha menyampaikan perihal dampak penggunaan gadget yang salah baik secara durasi maupun posisi bisa berdampak terhadap kelumpuhan. Tak jarang para orang tua tidak menyadari bahwa kecanduan gadget adalah suatu penyakit.
"Kecanduan gadget ini banyak yang tidak sadar termasuk para orang tua bahwa ini adalah penyakit. Jika tidak dicegah sejak awal maka akan sangat berdampak terhadap kesehatan," tutur pria yang juga berprofesi sebagai dokter bedah saraf itu.
Pada prinsipnya sebut Prof Ridha, tujuan GGSI ingin menyelamatkan generasi muda menghadapi situasi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
"Kita saat ini dalam situasi bonus demografi dimana usia produktifnya lebih tinggi dengan persentase 70 persen. Tapi karena para orang tua belum begitu menyadari bahwa kecanduan gadget ini penyakit, sehingga tidak peduli dan membiarkan anaknya terus bermain gadget tanpa pengawasan. Alhasil bonus demografi justru akan menjadi bencana demografi," ungkapnya.
Kedatangan Prof Ridha pun disambut baik Kepala SMP Muhammadiyah 3, Didi Supriadi, SPdi, MPSi serta wakilnya Sugeng Raharjo. Didi melihat saat ini sensitivitas masyarakat lebih peka dengan kemajuan teknologi. Bahkan berfikir negatif lebih dikedepankan sehingga banyak kejadian yang tak diinginkan terjadi.
"Perlu adanya penyuluhan yang intens seperti GGSI yang diinisiasi Prof Ridha agar kita bisa menjaga kualitas generasi muda," ucapnya.
Ke depan sambung Didi pihaknya akan mengagendakan penyuluhan gadget sehat bagi para orang tua siswa dan para guru.
"Sehingga kecanduan gadget yang dianggap sebagai penyakit ini bisa dicegah mengingat orang tua dan guru merupakan garda terdepan dalam upaya menyambut bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045," tutupnya.
(JW/RZD)