Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengelar kegiatan bertajuk "Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 dan Legiatan Pembinaan Statistik Sektoral" di Santika Dyandra Premierre Hotel, Medan, Rabu (20/12).
Kegiatan yang dibuka secara langsung Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, dihadiri berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut berlangsung hingga Kamis (21/12).
Dalam kata sambutannya, pria yang akrab disapa Hasan ini mengatakan, hasil diseminasi yang terkait sensus pertanian (ST) 2023 diharapkan dapat ditangkap pesannya, terutama dengan pihak dinas terkait.
"Kita harap semua stakehoder yang kita undang mendapatkan satu pesan terkait hasil ST-nya itu sendiri, sehingga mereka (pemerintah daerah -red) pun kemudian dapat memanfaatkannya," kata Hasan.
"Kita juga termasuk membina statistik sektoral. Karena di setiap sektor kan ada masing-masing data, sehingga mereka kita bina agar bisa mrmaksinalkan data yang dimiliki," sambungnya.
Sektor Perkebunan
Dari hasil Sensus Pertanian (ST) yang dilakukan BPS Sumut, Hasan menyebutkan, jumlah usaha pertanian hasil ST2023 sebanyak 1.517.141 unit, turun sebesar 11,25 persen dibanding tahun 2013 yang sebanyak 1.709.546 unit.
“Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 1.516.399 unit, turun 11,26% dari tahun 2013 yang sebanyak 1.708.766 unit. Kemudian, jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 435 unit, naik 1,16% dari tahun 2013 yang sebanyak 430 unit serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023 sebanyak 307 unit, turun 12,29% dari tahun 2013 yang sebanyak 350 unit,” ungkap Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin.
Didampingi Statistisi Ahli Utama, Misfarudin, Statistisi Ahli Madya, Masta Juita Gurning, Muhammad Dani Iskandar, Prakom Ahli Madya, Fadjar Wahyu Tridjono, dan Joel Roy Perangin Angin, dijelaskan Hasan, UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, di mana UTP terbanyak terdapat di subsektor perkebunan yakni mencapai 811,06 ribu unit usaha. Sementara, UPB terbanyak terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 336 unit usaha serta UTL terbanyak juga terdapat di subsektor perkebunan, yakni mencapai 157 unit usaha.
“UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Langkat sebanyak 151.709 unit atau mencakup 10,00% dari total UTP di Sumut. UTP paling sedikit terdapat di Kota Tebingtinggi sebanyak 3.164 unit atau mencakup 0,21% dari total UTP di Sumut. Lalu, jumlah UTP urban farming di Sumut tercatat sebanyak 494 unit,” terangnya.
UTP urban farming paling banyak terdapat di Kota Binjai sebanyak 137 unit atau mencakup 27,73 persen dari total urban farming di Sumut. Sedangkan, UTP urban farming paling sedikit terdapat di Kota Padangsidimpuan, Gunungsitoli, Sibolga, Tebingtinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Toba, Batubara, Labuhanbatu Selatan, dan Nias Utara.
Petani di Sumut, sambungnya, masih didominasi generasi X (43-58 tahun: 42%). Diikuti generasi milenial (27-42 tahun: 29,50%), baby boomer (59-77 tahun: 24,87%), generasi Z (11-26 tahun: 2,07%) dan pre boomer (lebih dari 78 tahun: 1,56%).
“Di tahap I ini baru sebagian data yang kita sajikan. Ada 8 indikator yakni Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), demografi pengelola usaha pertanian, lahan yang dikuasai, gurem, petani milenial, urban farming, serta penggunaan pupuk dan komoditas. Data lengkap dan rinci lainnya akan didiseminasikan pada hasil pencacahan lengkap ST2023 tahap II pada 15 April 2024,” pungkasnya.
(REL/RZD)