Ingat! Jangan Tinggalkan Keturunan yang Lemah

Ingat! Jangan Tinggalkan Keturunan yang Lemah
Ingat! Jangan Tinggalkan Keturunan yang Lemah (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Para orang tua diimbau selalu memperhatikan dan menampingi anaknya agar tidak menghadirkan juriyat atau keturunan yang lemah.

Hal itu diungkapkan inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) saat menyambangi SMP Kesatria, Jalan Gedung Arca Medan, Jumat (22/12).

Di hadapan para kaum ibu dan para pelajar SMP Kesatria, Prof Ridha melandasi imbauan tersebut dari Surah An Nisa ayat 9 yang bermakna 'Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya.

Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar'.

"Buat ibunda sekalian ayat ini menegaskan kepada kita agar tidak meninggalkan juriyat atau keturunan yang lemah. Karena nantinya kita sebagai orang tua akan diminta pertanggungjawabannya kelak," tutur Prof Ridha.

Belakangan ini atau tepatnya akhir 2022 sebut Prof Ridha dirinya kerap menemukan generasi muda yang mengalami gangguan saraf kejepit pada tulang belakang leher akibat penggunaan gadget yang tidak tepat.

"Saat pandemi, ketika ananda kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget karena metode belajar secara daring, kita menemukan banyak kasus penjepitan saraf leher. Padahal ini bisanya dialami para orang tua usia 50 tahun ke atas, dengan gejala tangan kesemutan, pegal di leher, pundak terasa berat dan bangun tidur tidak segar," ungkapnya.

Menurut Prof Ridha ada penuaan dini pada tulang para kawula muda hingga 30 tahunan. Hal itu lanjutnya, dikarenakan penggunaan gadget yang tidak tepat secara posisi dan durasi.

"Jika saraf kejepit, masih bisa ditangani dengan operasi. Tapi ketika ini terus diabaikan dan kita tetap menggunakan gadgetnya hingga berjam-jam lamanya dan terus berlangsung setiap hari, pekan, bulan bahkan hingga hitungan tahun, yang terjadi adalah kematian saraf," ucapnya.

Jika sudah mati sarafnya, sebut Prof Ridha maka akan berakibat fatal.

"Kematian saraf ini horor. Kita akan merasakan lumpuh pada tangan dan kaki, buang air besar dan kecil tidak terasa atau loss dan seksualitas bagi kaum pria akan hilang. Karena saraf tidak bisa beregenerasi, tentu tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang mengembalikan. Yang ada lahirlah generasi lemah dan cacat," ujarnya.

Selain posisi dan durasi, konten juga berdampak buruk terhadap anak. Di mana Prof Ridha mengungkap banyaknya kasus anak 0-4 tahun yang disuguhi handphone oleh orang tuanya hanya untuk alasan agar si anak tenang.

Padahal tanpa disadari orang tua, bahwa itu akan berdampak buruk bagi anak yakni mengakibatkan speech dellay atau motorik bicaranya lambat.

"Karena tontonan si anak di gadget dalam hal ini handphone tidak merangsang anak berbicara. Gadget hanya merangsang mereka mendengar dan melihat. Selain lambat berbicara, saat usia sekolahnya si anak juga akan sulit konsentrasi dengan pelajarannya akibat kecanduan gadget karena lebih fokus ke tontonannnya di aplikasi gadget," ungkap Prof Ridha.

Ditambah lagi, hadirnya bahaya judi online yang kian digandrungi kaum remaja. Selain akan berujung terhadap perbuatan kriminal juga bermuara ke pinjaman online untuk modalnya.

"Kalau sudah pinjol gak sanggup bayar ujung-ujungnya frustasi dan akhirnya bisa bunuh diri," katanya.

Untuk itu Prof Ridha mengajak para peserta didik khususnya SMP di Kesatria dan juga para orang tua terutama kaum ibu agar mengawasi dan mendampingi anak-anaknya agar tidak kecanduan gadget yang tidak tepat.

"Indonesia dalam situasi bonus demografi dimana usia produktifnya jauh lebih tinggi dari non produktif. Bagaimana anak kita bisa bersaing jika mereka lumpuh karena gadget. Untuk itu tetap awasi dan dampingi anak-anak kita dan arahkan mereka menjadi generasi berkualitas yakni pintar, sehat dan bermoral yang baik. Agar ke depannya mereka mampu bersaing tak hanya dalam negeri tapi juga bersaing dengan dunia luar di era globalisasi saat ini," tuturnya.

Untuk itu Prof Ridha kembali mengajak para orang tua agar terus mendampingi dan tidak membiarkan anaknya menghadapi dunianya sendiri.

"Walapun mereka berada dalam rumah atau di dalam kamarnya tetap dampingi ananda kita, karena gadget mampu menembus ruang dan waktu. Kejahatan pedofilia, predator seks, hingga seks sesama jenis semua bermuara dari gadget. Jangan pernah mengabaikan hal sekecil apapun. Agar keinginan mulia kita menghadirkan generasi berkualitas yang sehat, pintar dan bermoral baik bisa terwujud nantinya," harap Prof Ridha.

Kepala SMP Kesatria Fredi Anwar, S.Th.I mengungkapkan jika kedatangan Prof Ridha memberi begitu banyak manfaat bagi peserta didik dan juga para orang tua murid.

"Bukan hanya edukasi tapi ini ilmu yang cukup bermanfaat yang diharapkan bisa diaplikasikan para orang tua agar bisa menghasilkan generasi berkualitas. Ingat, main handphone tidak dilarang tapi bijaklah dalam penggunaannya," ucapnya mengakhiri.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi