Muslim India Sumut Diajak Bentengi Keluarga dari Bahaya Gadget (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof.Dr.dr.Ridha Dharmajaya Sp BS (K) mengajak para umat muslim India Sumut agar membentengi keluarganya dari ancaman bahaya gadget.
Hal itu sebagai bentuk aplikasi dari makna ayat Anisa Surah 9 yang memiliki makna : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
"Bagaimana keturunanmu adalah tanggung jawabnya para orang tua, sehingga jangan biarkan keturunan kita lemah," ungkapnya saat menghadiri kegiatan silaturahmi di Aula Yayasan India Muslim Sumut, Jalan Kejaksaan Medan, Senin (25/12).
Kegiatan yang juga dihadiri konten kreator ternama Kota Medan yang akrab diaebut Ketua Limpul itu, mengingatkan ancaman keturunan lemah itu salah satunya yakni penggunaan gadget yang tidak tepat.
"Pembinaan itu bisa dimulai dari yang kecil. Dan salah satunya unuk menjauhkan anak dari gadget sejak usia 0-4 tahun karena akan mengakibatkan speech delay atau terlambat berbicara. Konten yang ditontonnya di gadget tidak merangsangnya untuk berbicara tapi hanya merangsang penglihatan dan pendengaran," ungkap Prof Ridha.
Jika itu dibiarkan terus, guru besar di Fakultas Kedokteran USU itu menyebutkan ancaman lainnya.
"Jika ini dibiarkan maka saat masuk sekolah ananda kita tidak akan pernah memperoleh perhatian dalam pelajatan apapun. Dia akan terfikirkan ke dalam aplikasi gadgetnya. Kalau itu terjadi, maka dibutuhkan psikolog dalam penanganannya nanti," ujarnya.
Untuk itu, Prof Ridha mengingatkan agar orang tua menjauhkan gadget dari ananda terkhusus usia 0 hingga 4 tahun.
"Ambil handphonenya dan mainlah bersama anak. Ingat, jangan kasih anak gadget biarkan dia menangis atau nanti bapak dan ibu yang akan menangis di masa depan," tuturnya lagi.
Bagaimana dengan usia remaja, sambung Prof Ridha, apa yang lagi happening belakangan ini dan itu bahaya lain dan akan menjadi ancaman bagi para orang tua yakni judi online.
"Ananda kita tentunya akan kecanduan, kalau sudah kecandu pasti berbuat kriminal. Nah, ujung-ujungnya pinjaman online. Gak sanggup bayar maka yang terjadi stres, frustasi dan akhirnya bunuh diri. Banyak trend bunuh diri belakangan ini karena hal itu," katanya.
Untuk itu Prof Ridha mengajak para orang tua untuk tidak lelah mendampingi anandanya menggunakan gadgetnya.
"Jangan biarkan mereka sendirian. Hati-hati jika tidak diawasi, walaupun mereka di rumah, semua bisa menembus dinding rumah kita. Karena semua informasi bisa masuk. Pedofilia, LGBT dan pelaku kejahatan seks mengejar korbannya dari dunia gadget. Hati-hati terus dampingi anak jangan pernah mereka menghadapi dunianya sendiri," sebutnya.
Sebelum mengakhiri, Prof Ridha juga menyisipkan pesan untuk bersama memanjatkan doa bagi saudara-saudara di Palestina yang terus berjuang melawan kejahatan Israel.
"Selain itu juga mari kita panjatkan doa buat saudar-saudara kita di Palestina. sebagai muslim bersaudara sakitnya mereka di sana kita juga merasakan sakitnya," katanya.
Sementara itu Ibrahim Umar atau akrab disapa ketua Limpol menyahuti akan pentingnya sebuah ilmu.
"Tempat sudah ada untuk bertanya dan belajar. Para guru sudah hadir, Ilmu ini mahal sekali. Pengalaman saya dengan orang tua saya muallaf, fanatiknya luar biasa. Berkat pendidikan ibu saya kami sangat dekat dengan ajaran Islam ini. Saya terus belajar mengaji dan mengkaji terus saya lakoni 20 tahun lamanya, hingga saat ini. Karena banyak keberkahan bagi orang-orang yang menuntut ilmu," sebutnya.
Senada disampaikan Ketua Yayasan India Muslim, H. Muhammad Sidik Saleh.
"Jadi saya berharap dengan kegiatan kita hari ini jangan hanya didengarkan tapi juga diamalkan agar kita terus mendapatkan kebaikan karena banyak manfaat yang kita dapatkan hari ini," tuturnya.
Kegiatan itu juga turut dihadiri Kordinator Muallaf Muslim, Muhammad Saleh Arifin dan perwakilan Rumah Zakat, Agus Salim.
(JW/RZD)