Tol Medan-Siantar-Kisaran Beroperasi, Kendaraan Melintasi Tebingtinggi Turun 64 Persen

Tol Medan-Siantar-Kisaran Beroperasi, Kendaraan Melintasi Tebingtinggi Turun 64 Persen
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tebingtinggi, M Guntur Harahap (Analisadaily/Chaidir Chandra)

Analisadaily.com, Tebingtinggi - Sejak dioperasikannya Tol Medan-Siantar dan Indrapura menuju Kisaran, kendaraan yang melintasi Kota Tebingtinggi saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mengalami penurunan 64 persen dibandingkan sebelum jalan tol beroperasi.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tebingtinggi, M Guntur Harahap, mengatakan, "Menurunnya kendaraan yang melintas di Kota Tebingtinggi sangat drastis. Kendaraan melintas menuju Pematangsiantar, kemudian kendaraan Melintas menuju Indrapura-Kisaran tidak begitu drastis."

Guntur menjelaskan, data sebelum dioperasikan Tol Medan-Siantar, kendaraan yang melintas Tebingtinggi-Siantar sebanyak 1.484 kendaraan/jam sibuk, dan setelah dioperasikan jalan tol, yang melintas Tebingtinggi-Siantar ada 965 kendaraan/jam sibuk. Jumlah ini turun sekitar 35 persen.

"Medan-Siantar titik pantau di Jalan Gatot Subroto-Jalan Siantar Kota Tebingtinggi, titik pantau satu arah. Sehingga penurunan 35 persen sudah termasuk Medan-Siantar dan Siantar-Medan," ungkap Guntur.

Sedangkan pantauan di Jalan Yos Sudarso-Kabupaten Batu Bara sebelum dioperasikan tol tersebut, yang melintas ada 1.072 kendaraan/jam sibuk dan setelah dioprasikan Tol Medan-Kisaran, yang melintas 975 kendaraan/jam sibuk juga turun sekitar 9 persen.

Begitu juga titik pantau di Jalan Sukarno Hatta-Medan, yang melintas sebelum dioperasikan tol ada 1.066 kendaraan/jam sibuk, dan setelah dioperasikan jalan tol yang melintas Tebingtinggi ada 970 kendaraan/jam sibuk, juga turun 20 persen.

"Jadi, kalau kita jumlahkan keseluruhan penurunan kendaraan yang melintas Tebingtinggi pasca dioperasikan Tol Medan-Siantar dan Kisaran, penurunan kendaraan yang melintasi Tebingtinggi, saat jam padat ada sekitar 64 persen," jelas Guntur.

Penurunan kendaraan yang melintasi Tebingtinggi sejak dioperasikan Tol Medan-Siantar dan Kisaran akan berdampak pada pedagang. Dampaknya, tidak hanya pedagang lemang, tapi bisa semua sektor, baik itu rumah makan, perparkiran, dan lain-lain.

Guntur menjelaskan, guna mengantisipasi hal itu, setelah dirinya masuk di pertengahan tahun 2021 sebagai Kadis Perhubungan, telah mengusulkan pengembangan Terminal Bandar Kajum yang sudah terbengkalai selama 7 tahun untuk difungsikan sebagai pusat penjualan UMKM Tebingtinggi.

"Kita sudah usulkan, tapi tidak didukung,” ungkapnya.

Pihaknya juga sudah merencanakan Terminal Bandar Kajum yang luas sekitar 3 hektare agar difungsikan untuk angkutan barang dan orang, kawasan pergudangan, dan terakhir adalah kuliner.

"Kalau terminalnya udah layak, semua loket bus yang ada di luar kita masukkan ke terminal. Begitu juga jika gudang sudah ada, bisa kita sewakan untuk masyarakat dan menjadi PAD. Dengan begitu, pedagang yang di dalam bisa dagangannya laku," papar Guntur.

Di balik usulannya tentu harus didukung dengan regulasi yang jelas. Sehingga semua berjalan dengan baik. Jika semua berjalan dengan baik, pihaknya yakin PAD dari terminal itu bisa dapat Rp 300 juta/tahun.

(CHA/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi