Film Perjalanan Pembuktian Cinta Segera Tayang di Bioskop (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Proses screening film Perjalanan Pembuktian Cinta (PPC) yang diproduksi oleh lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al Qur’an dan hadist PPA Institute yang berlangsung selama beberapa sesi telah selesai.
Dihadiri oleh para sineas, pakar komunikasi, komunitas hingga praktisi entertainment, film yang diangkat dari kisah nyata tersebut sukses menoreh penilaian positif dari para penonton yang menyebut PPC sebagai standar baru film Islami.
Menurut Rezha Rendy, produser PPC dan pendiri PPA Institute, berbagai testimoni positif dari berbagai kalangan yang telah menyaksikan film tersebut menjadi energi optimis bahwa target satu juta penonton akan ditembus. Sebagai film yang bertema percintaan, PPC menawarkan alur yang berbeda serta jalan cerita yang tidak lazim dibanding film-film sejenisnya. Meski bukan drama komedi, namun unsur humor khas anak muda pun tidak lepas dari film tersebut.
“Mayoritas memang mengambil kehidupan pesantren, tapi kami tidak mengatakan bahwa ini adalah film santri. Ini adalah film keseharian kita, yang saya yakin ada masyarakat yang pernah mengalami peristiwa yang diceritakan dalam film ini, yaitu kawin paksa dan cinta yang tidak direstui. Tapi ujung film inilah kunci jawaban dari semua konflik yang ada di sepanjang cerita,” tutur Rendy, dalam keterangan diperoleh Selasa (9/1).
Film hasil kolaborasi dengan FMM Studios ini diangkat dari novel best-seller dengan judul yang sama, dan merupakan kisah nyata dari seorang penghafal Al-Qur’an (hafidzah) bernama Nusaibah Azzahra. Dalam versi digiitalnya, film ini sukses menjadi perbincangan di kalangan warganet di media sosial sehingga diangkat dalam versi layar lebar.
“Percintaan merupakan masalah yang sangat relevan dengan masyarakat sehari-hari, yang dampaknya tidak saja pada dua orang yang terlibat, namun juga kepada keluarga mereka sendiri, keluarga pihak lain, dan bahkan masyarakat umum. Jika tidak ada batasan-batasan agama, maka cinta bisa menjadi masalah besar dan bahkan mengundang murka Allah SWT. Karena tidak sedikit masalah kriminal terjadi karena masalah percintaan,” sebutnya.
Film yang dibintangi Dea Annisa, (alm) Yayu Unru, Donny Damara, Elma Theana, Muzakki Ramadhan dan Teuku Ryan ini ingin memberikan edukasi pada penonton bahwa bertemu dengan jodoh itu tidak mesti harus lurus, tapi ujungnya pasti mulus.
Putus cinta atau ditinggal kawin tidak serta merta harus membuat seseorang kecewa pada takdir, karena selama tidak putus harapan pada Allah SWT, ujungnya adalah kebahagiaan. Inti film ini adalah tentang menemukan makna hidup dan ketuhanan.
“Ini akan memotivasi para anak muda yang belum menikah tapi sudah punya pilihan, ingatlah selalu bahwa lari kepada Allah ketika sedang dirudung masalah percintaan adalah kunci mendapat kemuliaan. Menangisi nasib karena ditinggal nikah bukanlah solusi, malah menjadi beban bagi diri sendiri dan keluarga, dan menghilangkan kemuliaan pribadi,” imbuh Rendy.
Perjalanan Pembuktian Cinta berkisah tentang perjalanan cinta Fathiya dan Reyhan, dua sahabat masa kecil yang dipertemukan kembali saat dewasa. Takdir berkata lain, Fathiya memilih berpisah dari Reyhan demi kepatuhannya pada agama. Sayangnya, perpisahan itu justru membawanya kepada takdir kelam karena dipinang oleh lelaki tua yang sudah beristri demi membantu perekonomian keluarga.
PPC sendiri akan segera tayang pada tanggal 7 Maret 2024, atau menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini.
Gerakan Film Baik
Sebagai lembaga dakwah, misi PPA Institute adalah mengaplikasikan tauhid sebagai solusi dalam masalah kehidupan sehari-hari masyakat, mulai dari hutang piutang, masalah keluarga, usaha yang bangkrut, hingga masalah percintaan itu sendiri. Film merupakan salah satu medium untuk mensosialisasikan nilai-nilai agama.
“Kami menyadari, perlu kolaborasi untuk memproduksi lebih banyak lagi film-film yang membawa misi kebaikan. Apapun temanya, mau percintaan, komedi, bahkan horor sekalipun, jika dibungkus dengan nilai tauhid tentu hasilnya berbeda pada perubahan perilaku masyarakat,” ucap Rendy.
Untuk itu, tutur Rendy, PPA Institute berkolaborasi dengan komunitas Magnet Rezeki pimpinan Ustadz Nasrullah untuk memulai kampanye #gerakanfilmbaik. Tujuannya adalah mendorong para sineas Indonesia untuk terus berkreasi lebih banyak lagi membuat film-film berbobot, bermutu dan sarat nilai.
“Ini baru permulaan, dan kami berharap film PPC ini akan menjadi batu pertama yang akan membawa lebih banyak lagi para sineas untuk berkolaborasi. Apalagi komunitas Magnet Rezeki juga memiliki banyak orang-orang kreatif dan inovatif, saya kira kolaborasi kami ke depan akan sangat produktif,” tutup Rendy.
(REL/RZD)