Petugas dan warga binaan Lapas Pemuda Kelas III Langkat menaburkan benih lele ke dalam kolam pembesaran, Senin (15/1). (Analisadaily/Wardika Aryandi)
Analisadaily.com, Langkat - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas III Langkat, Sumatera Utara, melatih warga binaannya membudidayakan lele. Sedikitnya 1.500 ekor benih lele ditaburkan pada kolam pembesaran di sekitaran blok hunian warga binaan, Senin (15/1)
Kegiatan ini diikuti langsung oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Pemuda Kelas III Langkat, Raymon Andika Girsang, jajaran pejabat struktural, para pegawai, dan sejumlah warga binaan.
Kalapas Pemuda Kelas III Langkat, Raymon Andika Girsang, mengatakan, pelatihan budidaya lele merupakan program inovatif Lepas Pemuda Kelas III Langkat sebagai salah satu upaya peningkatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan.
Menurutnya, pelatihan ini adalah kegiatan yang baik. Selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam hal budidaya perikanan, pelatihan ini diharapkan mampu membangun motivasi bagi warga binaan untuk mengembangkan usaha-usaha produktif ketika selesai menjalani masa pidana dan kembali ke masyarakat.
"Program ini bertujuan agar warga binaan menjadi insan yang berkualitas, produktif, mandiri, dan tidak mengulangi perbuatan melawan hukum. Kita juga sebagai keluarga dan masyarakat harus mampu merangkul dan mengayomi mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik," seru Raymon.
Sebelumnya, Kepala Subseksi (Kasubsi) Pembinaan Lapas Kelas III Pemuda Langkat, Marhisar Sinaga, menyebut, pelatihan budidaya lele bukanlah program pembinaan kemandirian pertama yang diberikan kepada warga binaan Lapas Pemuda Kelas III Langkat, melainkan kegiatan yang telah dilaksanakan berkesinambungan.
"Terkait perkembangan budidaya lele yang dilakukan oleh warga binaan Lapas Pemuda Kelas III Langkat, kita patut bersyukur karena dari beberapa kali panen menunjukkan hasil yang baik," terang Marhisar.
Secara khusus dia berharap, program pembinaan kemandirian ini mampu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi warga binaan dalam berwirausaha, sehingga mereka lebih produktif, inovatif, dan mandiri secara ekonomi saat kembali ke masyarakat.
“Minimal mereka mampu mandiri untuk dapat mencukupi kebutuhan ekonomi pribadi atau keluarganya. Sehingga tidak ada lagi terbesit dalam pikiran mereka untuk mengulangi perbuatan atau kesalahan di masa lalunya,” ujar Marhisar.
(WA/CSP)