Saluran PDAM Tirtanciho (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Sidikalang - Direktur PDAM Tirtanciho, Wahlin Munthe, di Sidikalang, Senin (22/1), mengatakan, BUMD dimaksud belum mampu berkontribusi untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Munthe menyebut, kondisi Itu disebabkan tarif air masih terlalu rendah dibanding biaya operasional. Bahkan dibanding kabupaten/kota di Sumut, harga air per meter kubik relatif jauh di bawah.
“Tarif air masih terlalu rendah. Masih di angka Rp 1.700 per meter kubik,” kata Munthe.
Menurutnya, tarif di beberapa daerah sudah berada di kisaran Rp 6-000 per meter kubik. Artinya, perusahaan sudah memperoleh keuntungan dari hasil penjualan air, sehingga sebagian profit bisa dialokasikan ke PAD.
“Tetapan harga di PDAM Dairi masih menuju bilangan impas atau break even point,” kata Munthe.
Diutarakan, perusahaan ini, tidak lagi memperoleh bantuan penyertaan modal. Jadi, berusaha mandiri. Munthe menandaskan, manajemen berusaha membenahi layanan khususnya dari sisi kuaitas air.
Ditarget, air benar-benar bersih terealisasi tahun 2025. Untuk itu, tahun 2023 dan 2024, manajemen fokus pada pembenahan infrastruktur. Yakni pembenahan instalasi pengolahan air (IPA) Lae Nuaha Kecamatan Sidikalang dan penambahan pasokan melalui sumber air di Sigalingging Kecamatan Parbuluan.
Kedua kegiatan mengandalkan dana APBN dengan angka mendekati Rp 100 milliar. Bila di depan permukiman dilakukan pemasangan pipa besar, saat ini, airnya belum mengalir. Masih tahap pembenahan.
“Saya malu ketika melihat postingan di medsos, katanya air berlumpur. Seolah kami makan gaji buta,” ujar Munthe.
(SSR/RZD)