Menolak Pasien Tidak Bawa Kartu BPJS, Puskesmas Tanjung Marulak Minta Maaf

Menolak Pasien Tidak Bawa Kartu BPJS, Puskesmas Tanjung Marulak Minta Maaf
Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi melalui Kabid P2P, RB Daulay dan Kepala Puskesmas Tanjung Marulak, dr Kurnia Dinata melakukan mediasi kepada Abdullah Sani Hasibuan dan pegawai pelayanan Puskesmas Tanjung Marulak Yenni Novita yang sempat viral (Analisadaily/Chaidir Chandra)

Analisadaily.com, Tebingtinggi - Pasca viralnya kasus penolakan berobat tidak membawa kartu BPJS Kesehatan yang dialami Abdullah Sani Hasibuan warga Kelurahan Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, akhirnya pihak Puskesmas Tanjung Marulak mengajukan perdamaian yang melayangkan surat melalui Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi.

Abdullah mendatangi Puskesmas Tanjung Marulak diterima RB Dauly, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi, Kabid Pelayanan dan SDK, dr Derlina Nasution, Kasubbag Kepegawaian, Ferryadi Siregar, Kepala Puskesmas Tanjung Marulak, dr Kurnia Dinata, Dewi Sinamo dan pegawai pelayanan yang sempat viral Yenni Novita.

Daulay mengatakan, pihaknya meminta maaf atas kejadian ini. Diharapkan, kejadian yang sama kedepannya tidak terulang kembali. Diharapkan, saudara Abdullah Sani Hasibuan bisa memaafkan kejadian tersebut. Intinya, karena sudah viral dan kejadian itu sangat memalukan. Akan ada tindakan, yang akan diambil Dinas Kesehatan kepada jajaran unit pelayanan Puskesmas Tanjung Marulak.

"Kepada pihak yang lalai dalam hal kejadian viral ini, Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi akan melakukan pembinaan kepada pegawai yang menolak warga berobat tidak membawa kartu BPJS. Karena, di Kota Tebingtinggi bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan menunjukan KTP ataupun KK," jelas RB Daulay, Senin (22/1).

Dia berharap, hendaknya kita saling menyelesaikan dan tidak menambah berkepanjangan. Kejadian ini, menjadi catatan dan pelayanan teknis di Dinkes. Dinkes Kota Tebingtinggi mengambil kesimpulan, akan menjadikan ini bahan evaluasi. Secara internal dan kejadian ini tidak terulang kembali, agar pelayanan memberikan akses atau pelayanan penerima dan berhadapan dengan semua orang dan kondisi sesuai SOP.

"Dari dahulu kita mengetahui, bahwa warga Kota Tebingtinggi yang memiliki KTP wajib dilayani untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Karena saat ini, 85 persen masyarakat Kota Tebingtinggi memiliki BPJS Kesehatan. Dinkes, akan melakukan supervisi kepada semua Puskesmas yang ada di Kota Tebingtinggi," pinta Daulay.

Abdullah mengatakan akan memberikan maaf kepada pegawai di unit pelayanan Puskesmas Tanjung Marulak.

"Memanfaatkan kakak kami, waktu itu saya datang kondisi sakit perut. Kejadian viral ini, saya juga tidak mau terjadi. Tapi, ada pelajaran diambil bahwa antara manusia dan manusia bisa ke man- mana pemikiran ketika sedang sakit. Biasanya kami dilayani menggunakan kartu perobatan. Tapi, semalam memang kondisi sedang sakit dengan muntah-muntah," kata Abdullah.

"Ditelpon dokter, telepon selular tidak diangkat. Karena ibu ini, seorang ibu yang punya keluarga dan melihat video itu menjadi viral. Kita terima, dan anggap sebagai pelajaran. Kita sendiri ketika tidak terkontrol pada saat membutuhkan pengobatan, maka kejadian ini terjadi. Sudah berlalu biarkan berlalu, proses itu akan berkembang dengan sendirinya,'" ucap Ketua PWI Tebingtinggi itu.

Semua ini menjadikan pelajaran tersendiri bagi pegawai Dinas Kesehatan yang bertugas di puskesmas, siapapun yang datang berikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Biarlah waktu yang menentukan pelayanan itu berjalan dengan baik, dengan menyikapi kejadian viral seperti ini.

Sani mengungkapkan, pertemuan ini menjadi titik pelajaran bagi Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi melalui Unit Puskesmas yang ada di Kota Tebingtinggi, karena akibat kejadian itu kami tidak menyudutkan. Kalaupun ada evaluasi dari Puskesmas, sesuai ketentuan yang berlaku.

Pegawai pelayanan Puskesmas Tanjung Marulak, Yenni Novita yang terlihat kondisi menangis dan trauma meminta maaf, karena setelah viral kasus ini. dia mengaku malam tidak bisa tidur, nama baik saya dan punya keluarga merasa malu sekali. Sebagai manusia biasa saya minta maaf beribu maaf, karena kasus viral ini berimbas dengan keluarga.

"Pak Sani, saya meminta maaf atas kejadian ini," ujar Yenni.

(CHA/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi