PII Balikan Teknologi Digital Negatif Menjadi Positif, Prof Ridha: Ini Terobosan Luar Biasa

PII Balikan Teknologi Digital Negatif Menjadi Positif, Prof Ridha: Ini Terobosan Luar Biasa
PII Balikan Teknologi Digital Negatif Menjadi Positif, Prof Ridha: Ini Terobosan Luar Biasa (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Kehadiran pengurus Pelajar Islam Indonesia (PPI) Sumut di acara Podcast Endorfin, Senin (22/1), coba membuka pemahaman akan arti pentingnya menyikapi keberadaan teknologi digital di tengah-tengah remaja terkhusus para pelajar.

PII menilai teknologi digital melalui konten yang hadir sering memberi dampak negatif terhadap mental remaja. Untuk itu, salah satu organisasi tertua di Indonesia itu mencoba membalikkan keadaan tersebut dan menjadikan teknologi digital sebagai media kreatif yang positif dan bahkan bisa menghasilkan uang.

Menyahuti hal itu, Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof Ridha Dharmajaya Sp BS (K) ikut memuji eksistensi PII sebagai organisasi yang mampu bertahan hingga 76 tahun lamanya. Dirinya juga menyambut positif terobosan yang dilakukan oleh PII yang peduli dengan mental health.

"PII bukan organisasi baru, mereka punya latar belakang panjang dalam mengemban tugas-tugas sebagai organisasi pemuda dan selalu eksis dalam segala hal, dan menunjukkan eksistensi mereka di setiap episode perjalanan jaman," ujar Prof Ridha yang bertindak sebagai host di podcast Endorfin itu.

"Saat ini terobosan luar biasa ketika mereka berbicara tentang mental health. Kalau kita kaji lebih dalam, timbulnya karena penyalahgunaan media sosial yang tidak tepat, sehingga algoritmanya itu mengarahkan mereka pada hal yang sifatnya mellow, cengeng," ujarnya melanjutkan.

PII sebut Prof Ridha berhasil membawa teman-teman generasi muda keluar dari sisi itu.

"Sangat bagus sekali. Apalagi kalau disikapi, di balik yang sikapnya mellow dari media sosial tadi justru jadi pemanfaatan untuk menghasilkan," ucap guru besar fakultas kedokteran USU itu.

Tentunya sambung Prof Ridha, jika dimanfaatkan dengan sisi positif semisal dimanfaatkan membuat market place untuk memasarkan suatu produk luar biasa yang bisa dimanfaatkan dari media sosial tadi.

Sebelumnya, Ketua PII Sumut Fadly menerangkan jika organisasi yang bangkit di Yogyakarta pada 4 Mei 1947 tempat dimana melatih mental, menggali potensi diri, dan media penempahan generasi muda menjadi calon pemimpin masa depan.

Namun dirinya tak menampik jika kemajuan teknologi digital menjadi tantangan baru di mana para pelajar dihadapkan dengan krisis mental yang dipengaruhi media sosial.

"Berdasarkan data Polri pada 2023, ada 900 lebih kasus bunuh diri di indonesia. Satu per tiga pelajar terkena mental heart. Karena algoritma media sosial lebih kepada quotes sedih. Algoritma media inilah yang banyak mempengaruhi," terangnya.

Menyahuti hal itu, PII pun coba membalikkan bagaimana teknologi digital yang bersifat negatif bisa diarahkan menjadi hal positif.

"Kita akan membuat konten-konten kreatif, sebenarnya di Sumut sudah kita mulai ya. Dari Mim, bercerita tentang PII. Pengurus daerah lainnya juga sudah mulai buat konten-konten pendek tentang PII," katanya.

Bahkan, ke depan sambung Fadly PII akan membuat konten podcast deep talk dengan menghadirkan narasumber para pelajar.

"Bagaimana mereka akan menceritakan keresahan mereka, keadaan mereka di sekolah dan rumah. Itu bukan kita jadikan ajang sedih-sedihan tapi di samping itu harus ada nilai-nilai penyemangat. Nilai-nilai untuk membangkitkan semangat mereka," sebutnya.

Karena menurut Fadly, setiap orang adalah orang-orang berguna. Selain itu juga meminimilisir mental health.

"Meminilisir mental healt hari ini supaya mereka tidak terjerumurus kenakalan remaja, seks bebas, dan geng motor. Alhamdulillah kader kita sudah mulai terararah dan terus kita bina," ucapnya.

Apalagi, Fadly memiliki keresahan akan keberadaan media sosial yang tak lagi memiliki tembok pemisah.

"Kita bisa merambah konten-konten negatif di luar walaupun saat ini saya berada dalam kamar sekalipun. Itu sudah tidak terbendung lagi dalam kehidupan kita. Di sinilah peran PII bagaimana menjadikan sosmed sebagai media kreatif, positif dan bahkan menghasilkan uang," ungkapnya mengakhiri.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi