Komunitas Kredit Macet Peringati HUT ke-4

Perlu Keberanian dan Nyali yang Kuat Hadapi Mafia Lelang

Perlu Keberanian dan Nyali yang Kuat Hadapi Mafia Lelang
Komunitas Kredit Macet Peringati HUT ke-4 (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Komunitas Kredit Macet (KKM) berdiri didasari atas rasa ingin membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang mengalami kredit macet hingga aset yang diagunkan akan dilelang.

"Saya mengalami situasi yang sangat sulit ketika mengalami kredit macet. Agunan akan dilelang dengan harga di bawah pasaran," ungkap inisiator sekaligus pendiri KKM, Lie Hock Peng saat memberikan kata sambutan pada peringatan ulang tahun ke-4 komunitas tersebut di Hotel Radisson, Jalan H Adam Malik, Medan, Selasa (6/2).

Acara yang dipandu Ketua Forda UKM Sumut, Sri Wahyuni tersebut dilakukan secara sederhana. Hadir Sekretaris KKM, Sugandhi Makmur, tamu undangan Ketua Forda UKM Sergai, Darmadi, Ketua forda UKM Deliserdang Seng Guan, para undangan, jurnalis senior yang selama ini turut mendampingi KKM dan Forda UKM Sumut.

Ketika mendapat masalah tersebut, Lie Hock Peng mengaku baru "berkenalan" dengan yang namanya "mafia Lelang". "Ternyata di lelang ada mafianya juga," ungkapnya.

Menurut Lie Hock Peng yang biasa dipanggil STP (singkatan dari So Tjan Peng), dibutuhkan keberanian dan nyali yang kuat untuk menghadapi mafia lelang.

"Berkat dukungan semua pihak, rekan-rekan Forda UKM, para jurnalis yang setia memberitakan seperti, Pak Maskur, Pak Nurhalim, Pak Rizal Surya dari Analisa dan lainnya saya berhasil melewati tantangan tersebut," ungkap STP.

Mendapat pengalaman seperti itu lanjut STP, perlu dibentuk wadah untuk pelaku UKM yang mengalami kredit macet khususnya yang agunannya akan dilelang.

"Pasti banyak orang mengalami permasalahan seperti yang saya hadapi. Untuk itu mereka perlu dibantu," tegasnya.

"Saya bersama Aho (Sugandhi Makmur) dan lainnya membentuk KKM. Ketua KKM boleh ganti tapi sekjennya tetap Aho. Bahkan saat ini KKM tidak punya ketua. Hanya sekjen yaitu Aho. Tapi KKM tetap jalan," ujarnya.

Aho sendiri saat itu mengatakan, tidak semua debitur macet yang dibantu. Hanya yang memiliki niat baik yang dibantu. "Yang tidak memiliki niat atau itikad baik, tidak dibantu," tegasnya.

Saat itu sejumlah pelaku UKM yang mengalami kredit macet dan berhasil mengatasi memberikan kesaksian atau testimoni bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi.

Tiga jurnalis juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan kepada KKM, apa yang harus dilakukan. Maskur yang juga mantan Ketua Forda UKM Sumut minta nama Komunitas Kredit Macet diganti. Namun Nurhalim menilai tidak perlu. Demikian juga Rizal. Rizal mengatakan, nama tersebut sangat cocok untuk menghadapi mafia lelang.

Rizal juga usul agar dibentuk wadah bagi yang telah berhasil menyelesaikan masalahnya. "Buat ikatan alumni KKM," ujarnya.

Sri Wahyuni menilai debat tiga jurnalis senior lebih seru dari debat capres. "Lebih seru ini dibanding debat capres," ujar Sri.

(RRS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi