Di Hadapan Ratusan Buruh, Prof Ridha Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang

Di Hadapan Ratusan Buruh, Prof Ridha Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang
Di Hadapan Ratusan Buruh, Prof Ridha Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Pemilihan umum tinggal menghitung hari, atau tepatnya dihelat 14 Februari 2024 mendatang. Ada 6 hari tersisa untuk memutuskan siapa calon legislatif dan eksekutif yang layak dipilih dalam menentukan masa depan negeri ini.

Menyahuti hal itu, Prof Ridha Dharmajaya mengajak masyarakat untuk tidak salah memilih kendati hadirnya politik uang yang kerap mewarnai jalannya pesta demokrasi di Indonesia.

Sebagai tenaga pendidik, Prof Ridha mengingatkan kepada masyarakat terkhusus warga Marelan dan ratusan buruh agar tidak terbujuk rayuan uang dan iming-iming janji yang diberikan.

"Kita melihat fenomena yang terjadi saat ini. Kehidupan sulit, harga melambung naik, sekolah mahal dan sult terjangkau. Padahal harapan kita ke depan hadirnya kehidupan yang lebih baik, berobat terjangkau, sembako juga terjangkau," ujar Prof Ridha saat memberikan sambutan di hadapan ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Merdeka Indonesia (SBMI) Sumut, di Taman Wsiata Danau Siombak, Marelan, Kamis (8/2).

Untuk bisa merasakan apa yang menjadi harapan masyarakat adalah dengan menentukan pilihan pemimpin yang tepat.

"Yakni pemimpin yang mau memikirkan kenaikan upah bagi buruh, merealisiasikan biaya hidup lebih murah, menciptakan sekolah yang lebih baik dan memperjuangkan perobatan murah, terjangkau dan juga berkualitas" ucap Prof Ridha.

Untuk itu dirinya mengajak mayarakat agar memilih pemimpin yang uswatun hasanah, memberi contoh kepada masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh junjungan Rasulullah.

"Walaupun tak mungkin sama tapi kalau bisa mengarah ke sana yakni pemimpin yang jujur, amanah tidak berhianat dan senantiasa menyampaikan kebenaran dan cerdas," harapnya.

Prof Ridha juga mengutarakan hal yang paling menakutkan bukanlah adanya kejahatan tapi membiarkan praktik kejahatan terjadi di depan mata.

"Kita harus menjaga. Sebagai umat yang baik adalah mencegah kemungkaran. Ibu-ibu harus ikut mengawasi dan pantau jangan sampai ada kecurangan. Karena kalau berjalan adil dan bersih maka pemimpin yang dihasilkan adalah pemimpin yang cerdas," katanya.

Sebelum menyudahi sambutannya, Prof Ridha kembali menegaskan agar masyarakat terkhusus warga Marelan dan para buruh yang hadir unuk tidak menerima politik uang.

"Jangan terima politik uang. Jangan terima suap. Kalau sudaha terima suap jangan pernah berbicara pendidikan baik, jangan pernah berbicara kehidupan layak dan jangan pernah berbicara kualitas kesehatan. Karena bapak dan ibu sudah jual semuanya. Bapak dana ibu sudah jual pendidikan anak-anak, ekonomi, sosial dan pelayanan kesehatan terbaik," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Prof Ridha menyinggung swalayan atau supermarket serta keberadaan tiga rumah sakit di Marelan. Namun tak satupun milik warga Marelan. Bahkan, tak ada juga dokter asli Marelan yang bertugas di rumah sakit.

"Semua milik orang luar. Semua dokternya dari luar. Untuk itu kita perlu memperbaiki pendidikan anak-anak di Marelan Utara. Inilah alasan supaya kita memiliki calon yang cerdas, maka nanti Insya Allah akan hadir tamatan berkualitas. Dokter yang hebat sehingga bisa membuka klinik bahkan rumah sakit sendiri di Marelan," harapnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris Umum Serikat Buruh Merdeka Indonesia (SBMI) Sumut, Syaiful Amri. "Sebentar lagi kita akan melakukan pesta demokrasi di tanggal 14 Febuari. Semua pasti berharap memiliki pemimpin yang terbaik. Dalam hal ini kami selaku buruh itu memandang terbaiknya pemimpin itu berbicara tentang perubahan," ungkapnya.

Dirinya menilai, jika hak-hak buruh selama ini sudah dikebiri melalui UU Omnibuslaw. "Jika dalam hal ini ada salah satu pasangan calon yang berani merubah ini maka arah kami cenderung akan kesana. Saat ini ada salah satu paslon yang berani merevisi UU Omnibuslaw jadi saya pastikan buruh akan mendukung ke arah sana," ungkapnya.

Nah untuk di Medan sendiri, khusunya di Medan Utara, Amri menyambung ungkapan Prof Ridha yang menyampaikan bahwa pemasukan dari Medan Utara cukup besar, akan tetapi kontribusi pemerintah daerah terhadap Medan Utara masih sangat minim dengan bukti bahwasanya Medan Utara salah satu daerah yang miskin termarjinalkan.

"Jadi kita berharap nanti juga setelah pemilu ini akan ada pilkada kita berharap ada sosok daripada tokoh-tokoh yang mampu mendongkrak perekonomian itu melalui program-programnya seperti tadi disampaikan prof Ridha terkait nanti adanya supermarket," ujarnya.

"Itu satu gagasan yang baik dan murah misalnya dengan memberikan voucher nah buruh pasti arahnya ke sana. Menurut saya itu satu gagasan yang baik yang disampaikan Prof Ridha. Pemimpin seperti inilah yang diinginkan di Medan Utara khusunya di kota Medan," ujarnya melanjutkan.

Amri berharap apa yang menjadi gagasan-gagasan yang disampaikan Prof Ridha sebelumnya sudah cukup baik. "Tetapi kami dari buruh ingin juga memberi masukan terkait sembako murah, transportasi gratis terhadap buruh dan lain sebagainya. Kami berhadap nanti siapa pun calon untuk Pilkada maka kami berharap kami ini diajak duduk bersama terkait pengaturan regulasi terhadap aturan-aturan yang ada di kota Medan ini," sebutnya mengakhiri.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi