Sebagian atlet Shindoka Sumut yang akan mengikuti Kejurnas FORKI di Tangerang 6-8 Maret mendatang di Tangerang (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sebanyak 8 atlet Shindoka Sumut mengikuti Kejurnas FORKI 2024 yang digelar 6-8 Maret mendatang di Tangerang.
"Delapan atlet karateka andal yang kamin kirim untuk mengikuti kejurnas tersebut, yakni Ali Fattah Harahap (Kata Cadet PA), Naswa Aulia Ramadhani (Kumite Cadet PI), M. Dhijey Lexsie (Kumite Junior PA), Safriza Putri Utama (Kumite Junior PI), Juan Lexsie (Kata U21 PA), Azizul Akbar Lubis (Kumite U21 PA), M Syawal Pratama Siregar (Kumite U21 PA) dan Nicky Dwi Oktari Putri Imelda (Kumite Senior PI). Para atlet akan didampingi Pelatih Senpai Nova dan manajer tim," kata Ketua Umum Shindoka Sumut, Zulkarnain di Medan, Sabtu (2/3).
Menurut Zulkarnain, untuk mengikuti kejurnas tersebut, Pengda Shindoka Sumut tidak melakukan persiapan khusus. Sebab selama ini Shindoka Sumut telah menyelenggarakan pemusatan latihan jangka panjang dua lapis, sehingga seluruh atlet selalu siap diterjunkan di berbagai event.
Dikatakan Zulkarnain, semua atlet punya keinginan bisa mengikuti Kejurnas Forki ini. Namun harus melewati seleksi ketat, baik di tingkat Forki Sumut maupun PB perguruan.
"Sayangnya, FORKI Sumut tidak memberikan kesempatan kepada atlet-atlet kata untuk mengikuti kejurnas ini dengan tidak melakukan seleksi. Padahal sebenarnya atlet-atlet kata karate Sumut cukup banyak yang potensial baik di kelas kadet, junior bahkan U-21 yang sebenarnya bisa bersaing dengan atlet daerah lain," sebutnya.
Zulkarnain menuturkan, kalaupun atlet belum bisa meraih prestasi puncak, tetapi pasti tetap memerlukan pengalaman bertanding di level seperti kejurnas ini.
"Tentunya banyak atlet karate di kelompok kata merasa sedih seolah 'dianaktirikan'. Atlet-atlet Shindoka Sumut yang mengikuti kejuaraan ini seluruhnya murni melalui pembinaan bertahun-tahun, mulai sabuk putih jadi tidak ada atlet eksodus dari perguruan lain. Mudah-mudahan mereka bisa berprestasi walau relatif masih muda-muda dan potensial berkembang dengan prestasi bagus di masa akan datang,” sebutnya.
Dikatakannya, melakukan pembinaan, khususnya di tingkat perguruan dan memasyarakatkan karate di tengah masyarakat bukan hal yang mudah bagi perguruan. Belum lagi harus melakukan latihan reguler sepanjang tahun dengan dukungan prasarana dan sarana yang harus tersedia dan try in dan try out yang diperlukan.
Karena itu, sambungnya, banyak perguruan karate berharap di Sumut dapat digelar kejuaraan-kejuaraan karate lingkup nasional berkualitas. Dengan demikian, para karateka dapat mengikuti kejuaraan-kejuaraan karate guna mengasah teknik dan strategi bertanding yang hanya diperoleh dari mengikuti pertandingan-pertandingan secara teratur.
Zulkarnain menyampaikan, saat ini kejuaraan-kejuaraan karate bertaraf nasional dan bagus, kebanyakan digelar di Jawa. Seakan-akan provinsi di luar Jawa belum punya kemampuan memobilisasi sumber daya untuk menyelenggarakan kejuaraan karate yang bagus. Padahal di Sumut misalnya, banyak stakeholder bisa diajak berpartisipasi memajukan olah raga.
“Tujuannya agar jangan terkesan pertandingan olah raga hanya bisa digelar berkat dukungan biaya dari pemerintah. Ini tentunya keliru," tegasnya.
Terlepas dari itu, kata Zulkarnain, Shindoka Sumut terus berusaha berkontribusi melanjutkan tradisi bahwa Sumut gudang atlet karate potensial yang jika dibina melalui program terencana dapat berprestasi hebat.
Dia menegaskan, seluruh perguruan siap bekerja sama dengan FORKI untuk menyusun agenda pembinaan yang efektif guna menjaga nama Sumut yang harum di bidang karate. Sehingga kejadian prestasi karate Sumut di PON Papua tak terjadi lagi.
Dia menekankan, seluruh atlet Shindoka Sumut siap mengikuti kejurnas ini bahkan yang mewakili PB perguruan berangkat lebih awal dan melakukan persiapan akhir di Honbu Shindoka yang kebetulan juga ada di Tangerang, bergabung dengan atlet dari provinsi lain.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terus berpartisipasi dalam pembinaan atlet-atlet Shindoka sumut selama ini. Tanpa dukungan semua pihak, pasti pembinaan tidak berjalan optimal. Bravo karate Sumut," tutupnya.
(HEN/RZD)