Ilustrasi (Internet/KPU)
Analisadaily.com, Padanglawas - Dugaan pelanggaran hukum adanya kecurangan dengan penggelembungan suara di TPS 04 Pasar Binanga, Kecamatan Barumun Tengah, makin terkuak.
Salah satu indikasi itu adalah dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) TPS 04 Pasar Binanga ditemukan orang yang sudah meninggal dunia ikut memilih.
Bukan hanya itu, orang yang berdomisili di Jakarta dan tidak hadir di TPS saat hari H, juga ikut menggunakan hak pilih di TPS 04.
"Indikaai kecurangan itu sudah nyata, kenapa orang sudah meninggal dunia ikut juga memilih. Ini luar biasa," kata Elfin Hamonangan Harahap, Caleg dari PKB, Daerah Pemilihan (Dapil) II, Selasa (5/3).
Elfin mengungungkapkan, selain orang meninggal dunia ikut mencoblos, data pendukung indikasi adanya kecurangan dalam Pemilihan Presiden 2024 adalah beredarnya WatsApp Group KPPS dan PPS Pasar Binanga. Di mana dalam group WA tersebut ada perintah diduga dari anggota KPU Padanglaawas untuk merahasiakan Daftar Pemilih Khusus (DPK).
Perintah itu diteruskan melalui chat group WA Ketua KPPS, untuk selanjutnya tidak memberikan DPK tersebut kepada siapa pun. Intruksi komisioner KPU itu disampaikan hingga ke tingkat KPPS, di 8 TPS yang ada.
"Dari informasi yang kita dapatkan, 2 orang oknum komisioner KPU dan 1 staf langsung mendatangi PPS di Pasar Binanga, Barumun Tengah, Senin (26/2) kemarin," kata Elfin.
Setelah pertemuan pihak KPU dengan PPS, lalu muncul perintah melalui chat oleh oknum PPS Pasar Binanga, kepada 8 Ketua KPPS.
“Perintah KPU jangan bocor masalah mengenai DPK ini pada siapapun. Nggak usah cerita cerita sama orang. Siapapun," tegas Elfin, membacakan bocoran chat WA Group.
Terkait itu, Ketua PPS Pasar Binanga, Asran Marwazi Hasibuan yang dihubungi via selulernya belum menanggapi. Pun pesan WhatsApp tidak ada jawaban hingga berita ini diturunkan.
"Yang kita minta hanya dilakukan penghitungan ulang, mari kita buka kembali kotak suara dan kita hitung ulang. Yang kita cari hanyalah kebenaran dan keadulan," tegas Elfin.
(ATS/RZD)