Sejumlah anak Batangtoru dan Muara Batangtoru berlatih seni dan budaya di Sopo Daganak (Analisadaily/Hairul Iman Hasibuan)
Analisadaily.com, Batangtoru - "Takk, dum trak, trak dum, takk, trak dum, derrrrr," terdengar sayup ketika iringan derap langkah kaki sejumlah jurnalis memasuki pelataran gedung Sopo Daganak, beberapa waktu lalu.
Rentetan bunyi alat-alat musik itu, menjadi sinyal denyut seni anak-anak Batangtoru mulai bangkit seiring semakin efektif dan maksimalnya program sosial kemasyarakatan PT Agincourt Resources (AR) selaku pengelola Tambang Emas Martabe.
Puluhan anak-anak dari sejumlah desa/kelurahan Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), SMP hingga SMA, terlihat asik belajar tari dan berbagai alat musik tradisional maupun modren.
Meski ada yang jarak rumahnya sekian kilometer, namun tidak menyurutkan semangat para orangtua mengantarkan anak-anaknya ke Sopo Daganak gedung yang dibangun melalui dana CSR PT AR.
Tidak sedikit para orangtua itu, rela menunggu berjam-jam sembari menyaksikan putra-putrinya berlatih seni sejak siang hingga sore hari.
Sesekali, terlihat senyum sumringah terpancar diwajah mereka, begitu putra-putri tercintanya mulai memainkan alat musik dan tarian.
Gelak tawa anak-anak berjiwa seni ini juga kerap terdengar, di sela-sela para instruktur memberikan arahan tentang, bagaimana teknik menari dan mendendangkan musik yang benar dan menarik.
Jejeran berbagai alat musik tradisional dan modren mulai dari gordang sembilan, suling, gong, gitar, keyboard bantuan Agincourt Resources, seolah sabar membisu menanti sentuhan jemari tangan anak-anak Batangtoru dan Muara Batangtoru.
Disela gemuruhnya latihan seni anak-anak Batangtoru, Ketua Sanggar Seni Sopo Daganak Dastri kepada Analisadaily.Com baru-baru ini mengungkapkan, keberadaan sanggar Seni Sopo Daganak, diawali dari taman baca yang difasilitasi PT AR sekitar tahun 2009.
"Baru di tahun 2012, mulai terlihat bakat seni anak-anak Batangtoru dan Muara Batang Toru, sehingga beberapa tahun kemudian tepatnya di tahun 2017 mereka mulai diberikan pelatihan berbagai Seni seperti Gordang Tapsel dan Toba serta tari dimotori oleh PT AR," ungkapnya.
Dastri mengaku, beruntung menjadi salah satu anak Batangtoru yang pernah mendapat pelatihan seni di Sopo Daganak kala itu.
"Kini saya memimpin sanggar seni Sopo Daganak ini, dan bangga melihat anak-anak Batangtoru sudah tampil mengisi event seni meski baru di tingkat Kecamatan dan Kabupaten Tapsel," ujarnya.
Wanita yang kini berusia 26 tahun itu berharap, PT AR dapat terus memberi dukungan (support) terhadap kegiatan seni anak-anak Batangtoru dan Muara Batangtoru.
"Support PT AR ini, titik awal bergairahnya peragaan seni yang diperankan langsung anak-anak Batangtoru, kiranya bisa terus dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan," harapnya.
Sementara dari sudut gedung Sopo Daganak, Riswan Efendi Hasibuan (55) pelatih seni Gordang mengungkapkan, anak-anak Batangtoru dan Muara Batangtoru memiliki semangat seni yang luar biasa.
"Semangat yang dimiliki anak-anak dan orangtuanya ini, menjadi cambuk bagi kami untuk mendidik mereka tentang seni," katanya.
Riswan menyebutkan, untuk seni Gordang ada empat pelatih dimana dua orang mengajari bagaimana memainkan seni Gordang Tapsel dan dua lainnya Gordang Toba.
"PT AR mensupport kami secara finansial untuk melatih seni-seni anak ini," ungkapnya.
Salah seorang penari Ana Safitri (15) dan Amris Nasution (17) penabuh gordang mengaku, beruntung bisa berlatih seni di Sopo Daganak.
"Berkat latihan seni ini, kami kerap mendapat peluang unjuk kebolehan di ajang kecamatan maupun Kabupaten dan tentu itu membanggakan orang tua kami," tuturnya.
Keduanya mengaku, kemampuan mereka mamainkan berbagai alat musik dan tari, tidak lepas dari para keahlian para instrukur yang didatangkan PT AR.
"Tanpa PT AR dan para instruktur handal ini, mustahil kami bisa punya kemampuan seni yang bisa ditampilkan di berbagai event," ungka mereka.
Terpisah, Senior Manager Corporate Comunication Tambang Emas Martabe Katarina Siburian Hardono mengatakan, pembangunan gedung Sopo Daganak merupakan salah satu bentuk kepedulian PT AR dalam melaksanakan program CSR perusahaan di bidang pendidikan dan pelestarian seni budaya masyarakat lingkar tambang.
"Sopo Daganak merupakan pusat pendidikan (edukasi) dan kegiatan budaya yang bermanfaat untuk menunjang kegiatan dalam rangka menumbuh-kembangkan kreativitas seni, sosial dan budaya masyarakat, khususnya anak-anak Batangtoru dan Muara Batangtoru," ujarnya.
Di sisi lain lanjut Katerina, gedung Sopo Daganak juga menjadi arena yang sangat tepat (representatif) untuk menggelar berbagai kegiatan.
"Sopo Daganak multi fungsi bisa tempat seminar, pelatihan, festival budaya ataupun pameran," tutupnya.
Gedung Sopo Daganak menjadi saksi bisu bahwa anak-anak lingkar Desa Tambang Emas Martabe memiliki kemampuan dan semangat seni yang tidak kalah dengan daerah lain.
Semoga ke depan, anak-anak Batangtoru bisa unjuk kebolehan seni di ajang festival yang lebih besar, dimana tentu prestasi itu akan berbias positif bagi kehadiran PT AR, sebagai perusahaan pertambangan emas yang tidak hanya mementingkan bisnis belaka, namun juga kelangsungan hidup masyarakat sekitar.
(HIH/RZD)