Harga Cabai Merah Terjun Bebas, Pemerintah Harus Waspadai Harga Beras Berpeluang Naik

Harga Cabai Merah Terjun Bebas, Pemerintah Harus Waspadai Harga Beras Berpeluang Naik
Harga Cabai Merah Terjun Bebas, Pemerintah Harus Waspadai Harga Beras Berpeluang Naik (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Setelah sempat menyentuh Rp 100 Ribu/Kg (konsumen) pada 2 hari sebelumnya, harga cabai merah pada hari ini, Jumat (15/3) berbalik turun.

Pantauan di sejumlah pasar, baik di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang, harga cabai merah paling rendah tercatat di wilayah Seliserdang yang mencapai Rp 46 ribu/Kg-nya. Dari semula 2 hari lalu yang sempat menyentuh Rp 80 ribu/Kg di level pedagang pengecer.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok, Gunawan Benjamin mengatakan, dari observasi di sejumlah pedagang besar, demand atau permintaan cabai merah mengalami pelemahan saat harga cabai di level pedagang pengecer berada dalam rentang Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu/Kg.

Memang pada dasarnya kenaikan harga cabai belakangan ini dipengaruhi oleh sisi persediaan yang mengalami penurunan. Sehingga memicu kenaikan harga, termasuk cabai rawit yang saat ini juga mengalami penurunan dikisaran Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu/Kg.

“Saya menghitung saat harga cabai bergerak naik dari Rp 30 ribu hingga Rp 60 ribu, stok cabai merah pedagang besar tetap mampu habis terjual. Meskipun posisi persediaan cabai mengalami penurunan dalam rentang 25% hingga 35%, akan tetapi disaat harga Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu/Kg di level pengecer, permintan cabai ke pedagang besar anjlok yang memicu perang harga (turun) di antara pedagang besar,” kata Gunawan.

Jadi, sambungnya, penurunan harga cabai dalam 2 hari belakangan dipicu oleh 2 faktor besar utama. Yaitu anjloknya permintaan saat harganya naik, ditambah memang sisi supply atau persediaan mulai mengalami pemulihan setelah libur panjang Ramadan.

“Sementara itu, sejumlah harga kebutuhan pangan strategis lainnya terpantau masih cukup stabil dan sebagian masih bertahan mahal,” sebutnya.

Di sisi lain, lanjut Gunawan, pemerintah harus mewaspadai potensi kenaikan harga beras dalam waktu dekat. Di wilayah Sumut saat memasuki musim panen di bulan Februari, harga gabah (GKP) sempat menyentuh Rp 6.000/Kg.

Kemudian, 2 pekan lalu sempat naik di level Rp 6.300/Kg, dan di pekan ini naik lagi menjadi Rp 6.600/Kg-nya. Artinya dari sisi bahan bakunya saja sudah terbilang mahal. Tentunya menjadi ancaman bagi kemungkinan kenaikan harga beras di masa yang akan datang.

Bulog masih diharapkan mampu menjadi peredam kemungkinan kenaikan harga beras. Sejauh ini, beras memang masih terpantau stabil mahal harganya dalam rentang Rp 13.500 hingga Rp 16 ribu/Kg.

Demikian juga sejumlah kebutuhan lain yang bertahan mahal. Harga daging ayam yang stabil mahal dalam rentang Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu, telur ayam bertahan mahal dikisaran Rp 1.800 hingga Rp 2.000/butir, minyak goreng curah ada dikisaran Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu/Kg, gula pasir berada dikisaran Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu/Kg.

Sementara harga bawang merah dan bawang putih terpantau bertahan mahal dalam rentang Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu/Kg. Daging sapi relatif tidak mengalami perubahan dikisaran Rp 120 ribu hingga Rp 135 ribu/Kg. Dan harga tomat mengalami kenaikan yang cukup tajam mendekati Rp 30 ribu/Kg.

“Sejauh ini tomat ditransaksikan dikisaran harga Rp 25 ribu hingga Rp 27 ribu/Kg. Walaupun ada beberapa jenis tomat yang lebih murah dengan kualitas yang lebih rendah,” pungkasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi