Presiden Joko Widodo berfoto bersama Pemimpin BNI Wilayah 01 Medan, Rustianto dan jajaran Pimpinan BNI Kantor Pusat yakni Syarif Hidayat dan Mu'in Fikri. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Bank Negara Indonesia (BNI) siap memberikan dukungan kepada pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (14/3).
Pemimpin BNI Kantor Wilayah 01 Medan, Rustianto, dalam keterangannya, Jumat (15/3) mengatakan, salah satu dukungan yang dapat diberikan BNI adalah melalui instrumen pembiayaan.
Rustianto mengatakan, BNI siap memberikan support dengan menyediakan instrumen pembiayaan kepada pengusaha mikro dan value chain bisnis derivatif. "Termasuk kepada pabrik minyak makan merah tersebut," jelasnya.
Rustianto mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kehadiran pabrik minyak makan merah ini akan memberikan nilai tambah bagi petani yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit, terutama yang tergabung dalam koperasi.
Pengelolaan pabrik minyak makan merah Pagar Merbau ini melibatkan tiga pihak utama, yakni petani kelapa sawit, Koperasi Pujakesuma dan PTPN II. Sinergitas ketiga pihak ini sangat dibutuhkan agar produksi dapat berjalan lancar.
"BNI siap untuk mendukung sinergitas ini, mulai dari tingkat para petani, hingga pemasaran minyak makan merah ini. Hal ini kami lakukan melalui layanan perbankan yang tersedia, di antaranya melalui instrumen pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik debitur," ujarnya.
BNI meyakini jika kehadiran pabrik minyak makan merah ini juga akan memajukan industri kelapa sawit nasional, khususnya di Sumatera Utara (Sumut), terutama untuk pengembangan hilirisasi industri kelapa sawit.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis (14/3). Peresmian pabrik minyak makan merah pertama di Indonesia tersebut menandai langkah maju dalam industri kelapa sawit nasional dan pemberdayaan petani.
Indonesia, sebagai negara dengan lahan kebun kelapa sawit seluas 15,3 juta hektare, dengan 40,5% di antaranya milik petani, terus berupaya meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri. Kehadiran pabrik pertama yang memproduksi minyak makan merah ini diharapkan memberikan nilai tambah signifikan bagi petani sawit.
”Kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” ujar Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menjelaskan, salah satu keunggulan minyak makan merah ini adalah harganya yang lebih kompetitif dibandingkan minyak goreng pada umumnya, serta kandungan vitamin A dan E yang tetap terjaga. Hal ini, menurut Presiden, menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat.
“Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan, ‘Pak, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik’,” jelasnya.
Pabrik dengan kapasitas produksi 10 ton CPO (crude palm oil) per hari ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 7 ton minyak makan merah setiap hari. Presiden pun mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan.
“Jadi yang hadir di sini, pakai. Saya nanti mau beli mau nyoba juga. Jadi semuanya kalau beli, artinya pemasarannya tidak usah ke mana-mana,” imbuhnya.
Pembukaan pabrik ini juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan menjadi produk jadi. "Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini. Ini bagus sekali," tegas Presiden.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara peresmian tersebut yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Pj. Gubernur Sumatra Utara Hassanudin, Bupati Deli Serdang Muhammad Ali Yusuf Siregar, dan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.
(RRS/BR)