Pasutri Curi Cabe Berkarung-Karung di Juma Gunung Dairi

Pasutri Curi Cabe Berkarung-Karung di Juma Gunung Dairi
Pasutri Curi Cabe Berkarung-Karung di Juma Gunung Dairi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Kasus pencurian cabai dari area perladangan terjadi di Dusun Juma Gunung, Desa Bakal Julu, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi.

Aksi tersebut diketahui dilakukan pelaku selama 2 hari, Jumat (29/3) malam hingga Sabtu (30/3) dini hari WIB.

Hasil kejahatan itu lumayan banyak hingga menimbulkan amarah pemilik ladang, Tarjen Iron Sonjaya Hutasoit (26). Jumlah kotor mencapai 7 karung 50 kiloan.

Demikian disampaikan Kapolsek Tigalingga, AKP Yan Ujung, Minggu (31/3). Diketahui, Kecamatan Siempat Nempu Hulu merupakan bagian wilayah hukum Polsek Tigalingga.

Kasus itu terungkap ketika Virginia Pridis Hutasoit (24) melihat perladangan Tarjen sudah botak.

“Pridish memberitahu, ladang sudah botak. Boha do i, abang, nungnga habis be cabe mi (gimana itu, bang, cabaimu sudah habis),” ujar Yan mengulangi keterangan saksi.

Tak lama berselang, mereka menuju lokasi pertanaman. Pemilik terkejut marah. Lalu, keduanya mengikuti tapak kaki dan ceceran daun cabai di jalan hingga tiba di kediaman HD (23).

Sehari-hari, HD bekerja sebagai sopir angkot. Jarak ladang ke rumah HD butuh waktu perjalanan sekitar 30 menit, tak jauh dari Letter Z.

“Tarjen mengetuk pintu rumah HD beberapa kali tetapi tak dibuka,” ujar Yan.

Ketika pintu dibuka, barang bukti ditemukan. Sebanyak 1,5 karung hasil petikan siap jual dan 5 karung lagi masih akan dikerjakan -- disimpan di kamar.

Yan menyebut, perbuatan itu dilakukan beberapa orang. Yakni HD dan istrinya, marga L dan istrinya serta seorang anak di bawah umur.

Yan mengatakan, semula, pemilik berencana memanen hasil pertanian Senin atau Selasa pekan depan. Untuk penanganan kasus, kejadian dilimpahkan ke Polres Dairi.

“Kasus sudah dilimpahkan ke Polres Dairi, lantaran melibatkan anak di bawah umur,” kata Yan.

Diutarakan, saking marahnya, pelaku dimandikan pakai air cabai. Mereka juga disuruh makan cabai.

“Tidak ada pemukulan,” tandas Yan.

(SSR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi