Ilustrasi - Peluru kendali Iran, Emad. Rudal balistik ini diyakini turut ditembakkan Iran ke Israel pada 14 April 2024 (ANTARA/Mohammad Agah/Tasnim News Agency via Wikimedia Commons)
Analisadaily.com, Washington - Amerika Serikat diduga memohon kepada Israel untuk tidak melakukan serangan balik terhadap Iran pada Jumat dini hari, namun keputusan Israel untuk mengabaikan Washington adalah bagian dari tren yang memalukan.
Dilansir dari Antara, Sabtu (20/4), pernyataan tersebut dilaporkan oleh Sputnik dan bersumber dari Politico yang mengutip seorang pejabat Amerika Serikat pada Jumat (19/4).
“AS memohon kepada (Israel) untuk tidak melakukannya dan secara harfiah tidak ada seorang pun dari Pentagon, badan gabungan pemimpin militer AS, CIA, hingga komunitas intel yang menganggap ini adalah hal yang baik. Pada titik ini, sungguh memalukan betapa Israel tidak mendengarkan kami, namun hal ini tidak membuat Presiden Biden untuk tidak setia,” kata pejabat itu.
Sikap diam Amerika Serikat terhadap serangan Israel terhadap Iran adalah bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Iran, menurut laporan tersebut.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak mengomentari masalah tersebut pada pengarahan sebelumnya. Begitu pula dengan Pentagon serta Komando Pusat AS yang juga menolak berkomentar kepada Sputnik mengenai masalah penyerangan balik itu.
Satu-satunya komentar terkait penyerangan balik Israel dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang mengesampingkan keterlibatan AS dalam serangan Israel.
Sebelumnya, media Iran pada Jumat melaporkan bahwa Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal dan pesawat tak berawak (drone) Teheran.
Ledakan terjadi di dekat kota Isfahan. Sistem pertahanan udara merespons pendekatan drone di sejumlah provinsi di negara tersebut. Tiga pejabat Iran mengatakan kepada The New York Times bahwa sasaran serangan itu adalah pangkalan udara dekat Isfahan.
(RZD)