Berkat Bimbingan PTAR, Kelompok Penjahit Perempuan Batu Horing Bisa Tersenyum Lebar

Berkat Bimbingan PTAR, Kelompok Penjahit Perempuan Batu Horing Bisa Tersenyum Lebar
Kelompok Penjahit Perempuan Onekhe/Malo binaan PT Agincourt Resources (PTAR) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Selatan - Membantu perekonomian keluarga, menjadi salah satu alasan bagi Ledis Br Hutabarat bersemangat untuk bergabung di kelompok penjahit perempuan binaan PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe.

Beberapa waktu lalu, Analisadaily.com berkesempatan berkomunikasi dengan Ledis dan sejumlah anggota di kelompok penjahit perempuan yang diberinama Onekhe/Malo.

"Onekhe/Malo adalah sebuah penamaan mewakili identitas Batak Toba dan Nias, yang artinya mahir dan pintar," kata Ledis, memulai pembicaraan.

Di sebuah rumah milik salah satu anggota yang berada di Desa Batu Horing, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), mereka berkumpul dan menghasilkan produk yang kemudian dijual.

Analisadaily.com berkesempatan bertemu dan melihat langsung bagaimana para anggota Onekhe/Malo membuat produk seperti tas berbagai ukuran dan model. Ada juga dompet, tandok, dan banyak lagi.

Semua produk yang dihasilkan berbahan kain ulos khas Suku Batak.

Dengan senyum ramah dan penuh semangat, para wanita yang semuanya merupakan ibu rumah tangga tersebut berbagi cerita bagaimana proses membuat sebuah produk.

Ledis bercerita, awalnya mereka hanya bisa membuat pakaian seperti kebaya atau gaun-gaun sederhana saja.

Namun seiring berjalannya waktu, dan berkat bantuan serta dukungan dari PTAR, akhirnya produk yang diproduksi bisa lebih bervariasi.

"Namanya semua anggota di sini ibu rumah tangga, tidak ada pengalaman lain. Jadi benar-benar buta, hanya membuat produk yang mampu kita buat saja," ujarnya.

Diakui, pengetahuan dan pengembangan diri mereka semakin bagus sejak dapat dukungan dari PTAR.

Tahap awal, PTAR memberikan bantuan berupa 4 unit mesin jahit elektrik yang tujuannya agar proses kerja lebih cepat dan juga agar produksi meningkat.

Kemudian memberikan bantuan bahan baku, serta memfasilitasi kelompok penjahit Onekhe/Malo mengembangkan kreativitas menjahit dengan mendatangkan pelatih kompeten.

Diungkapkan Ledis, awalnya belum terpikir bisa buat produk dengan model yang beragam seperti tas. Karena keterbatasan bahan dan alat.

"Bantuan semakin buat kami semangat, dan kami benar-benar berterima kasih kepada PTAR. Sekarang kami bisa memproduksi banyak produk, terutama yang sedang hits atau banyak diminati," ungkapnya.

Bervariasi dan Mudah Dipasarkan

Berbagai produk yang dihasilkan Kelompok Penjahit Perempuan Onekhe/Malo
Kini, produk mereka semakin bervariasi dan dengan mudah dipasarkan.

Pesanan juga mulai berdatangan. Awalnya hanya dibeli warga sekitar, kini sudah berkembang ke beberapa daerah dan kota.

"Pesanan sudah lumayan, banyak juga pesanan dari luar daerah. Mereka banyak tahu dari akun sosial media kami seperti instagram. Kami saat ini memperkenalkan dan menjual produk di Instagram dengan nama akun @onekhe_karyakreatifnibat_2023," bebernya.

PTAR Beri Bimbingan Pemasaran Melalui Digital

Untuk memudahkan jangkauan pasar, PTAR juga memberikan bimbingan pada kelompok penjahit perempuan Onekhe/Malo untuk bisa memasarkan hasil kreasinya dengan digital.

Bahkan sambil mengurusi dokumen kelengkapan legal formal badan usaha mikro kecil bersama PTAR, kelompok penjahit tersebut sudah berencana masuk ke sistem e-katalog pemerintah.

Supervisor-Business Development & Analyst, Community Development PTAR, Nurlailah mengatakan, awal anggota di Onekhe/Malo ada 15 orang.

Kemudian PTAR mulai coba kembangkanlah skill mereka, sehingga tidak terbatas pada satu produksi saja.

Setelah ada pengembangan kapasitas dan juga bantuan PTAR, kelompok penjahit tersebut mulai memproduksi bervariasi, seperti asesoris tas, dompet dan lainnya.

Rutin Adakan Pelatihan

PTAR menyelenggarakan pelatihan menjahit
PTAR terus berupaya meningkatkan kapasitas kelompok jahit binaannya dengan tujuan mendorong anggota kelompok jahit untuk berkomitmen dalam menjalankan usaha di bidang menjahit, sehingga tercipta sentra industri kreatif yang berkelanjutan.

Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan. Pada 27 November hingga 7 Desember 2023, bertempat di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Pardede, PTAR menyelenggarakan Pelatihan Menjahit Pakaian Laki-laki dengan trainer Wahid Hutasuhut untuk 8 orang anggota Kelompok Jahit Hutaraja.

Kegiatan pelatihan berjalan lancar. Para peserta mendapatkan materi tentang cara mengukur badan dan pembuatan pola dasar, penjahitan baju kemeja laki laki, serta pembuatan pola dan penjahitan celana panjang laki laki. Para peserta tampak sangat antusias dan sangat puas dengan pelatihan ini.

Selain untuk menambah keterampilan para peserta, pelatihan ini juga diselenggarakan untuk mendorong para peserta berkomitmen dalam menjalankan usaha menjahitnya.

Pendampingan UMKM di Batangtoru

Kelompok Penjahit Perempuan Onekhe/Malo saat mengikuti pameran
PT Agincourt Resources (PTAR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe berkomitmen untuk mengembangkan perekonomian lokal di wilayah operasionalnya, dan sangat memahami hal ini.

PTAR menjadi mitra pemerintah dalam mengembangkan perekonomian warga melalui pemberian pendampingan dan pembinaan kepada usaha-usaha yang produktif, baik itu berupa pengurusan izin Industri Rumah Tangga (IRT), pengadaan peralatan produksi, maupun pelatihan.

Hingga saat ini, terdapat 15 desa dan kelurahan di Kecamatan Batangtoru yang mendapat manfaat langsung dari PTAR, di mana masyarakatnya diberikan pembinaan dan pendampingan berusaha hingga bisa mandiri.

Sejumlah usaha lokal di wilayah lingkar tambang, meliputi Kecamatan Batangtoru dan Kecamatan Muara Batangtoru, mendapatkan pendampingan oleh PTAR, di antaranya adalah:

  • Koperasi Sarop Do Mulana, yang mengembangkan usaha furnitur dengan memanfaatkan limbah kayu palet untuk diproduksi menjadi kursi, meja, asbak, dan lain-lain.
  • Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tapsel dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bator Craft, yaitu usaha pembuatan batik Tapsel dan produk turunannya.
  • Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Jaya dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Torop Jaya, yang memproduksi minuman olahan akar rimpang.
  • Kelompok Kuliner yang tersebar di 9 desa/kelurahan di Kecamatan Batangtoru dan Kecamatan Muara Batangtoru yang memproduksi aneka makanan ringan.
  • Kelompok usaha menjahit Desa Batuhula dan Kelurahan Hutaraja.
  • Kelompok Tanik Griya Upa Tondi Aekpahu yang memproduksi beras organik.
Salah satu pelatihan yang diberikan PTAR adalah pelatihan manajemen pemasaran online dan offline.

Pelatihan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Bina Swadaya Konsultan dan menggandeng lembaga konsultan lokal Bantu Desa.

Pelatihan ini penting karena penggunaan teknologi digital dalam pemasaran produk UMKM dinilai dapat memberikan hasil yang optimal.

Terbukti secara empiris bahwa penerapan strategi pemasaran digital lebih efisien dari sisi biaya, waktu, dan tenaga dibandingkan strategi pemasaran konvensional.

Oleh sebab itu, sudah saatnya UMKM naik kelas dengan menggunakan teknologi digital, sehingga mereka dapat bertahan dalam persaingan bisnis.

PTAR juga memberikan bantuan berupa perlengkapan produksi bagi pelaku UMKM di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru.

Kelompok Penjahit Sapokat Nauli Collection (SNC), misalnya. Kelompok menjahit yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Batuhula, Kecamatan Batangtoru ini mendapatkan mesin jahit yang bisa mereka gunakan sehari-hari.

Program Pendampingan Koperasi

Pendampingan yang dilakukan PTAR terhadap kelompok binaan
Awal tahun ini, PTAR juga menggandeng Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk menjalankan program pendampingan koperasi di Kecamatan Batangtoru.

Program pendampingan ini bertujuan agar koperasi dan unit bisnisnya dapat berjalan dengan baik serta fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi dapat berjalan semestinya.

Kick off program pendampingan ini dilaksanakan pada 31 Januari 2023 dan menyasar 3 koperasi dengan komoditas yang berbeda-beda.

Beberapa kali juga, PTAR ikut dalam pameran untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk-produk hasil UMKM binaannya, salah satunya di ajang Sidempuan Expo.

Pada saat itu, stand PTAR termasuk yang cukup ramai dikunjungi.

Banyak pengunjung yang datang untuk membeli ataupun melihat-lihat dan bertanya serta belajar cara pengolahan produk hasil UMKM binaan PTAR.

Sejauh ini, PTAR telah konsisten mengimplementasikan komitmennya untuk mendorong perekonomian masyarakat lokal melalui pengembangan UMKM dengan menunjukkan kerja keras dan rasa tanggung jawabnya.

(RZD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi