Dampak Banjir Lahar di Sumbar, Sejumlah Kebutuhan Pangan Naik di Sumut

Dampak Banjir Lahar di Sumbar, Sejumlah Kebutuhan Pangan Naik di Sumut
Dampak Banjir Lahar di Sumbar, Sejumlah Kebutuhan Pangan Naik di Sumut (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) pada awal Desember 2023, dibarengi dengan memburuknya harga tomat yang kala itu sempat ditransaksikan di atas Rp 20 ribu per Kg.

Harga tomat di sekitar Medan dan sekitarnya perlahan membaik seiring dengan meningkatnya sisi persediaan atau supply. Saat ini tomat ditransaksikan dalam rentang Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kg-nya.

Di pekan ini, bencana banjir lahar dingin juga kembali menghantam wilayah di sekitar Gunung Marapi. Berdasarkan kabar, ada 2 kabupaten yang ditimpa bencana. Dan tentunya dampak dari bencana tersebut akan dirasakan ke wilayah lain tanpa terkecuali Sumatera Utara (Sumut).

Dampak yang paling dirasakan adalah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan. Mengingat wilayah Gunung Marapi juga menjadi pemasok sejumlah kebutuhan pangan seperti sayur sayuran, tomat hingga cabai. Dengan adanya bencana tersebut, sulit berharap harga sejumlah kebutuhan pangan strategis bisa turun dalam waktu dekat.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok, Gunawan Benjamin mengatakan, setelah banjir lahar dingin, sejumlah harga kebutuhan pangan masyarakat di Medan dan sekitarnya bertahan mahal dan cenderung mengalami kenaikan.

Seperti cabai yang naik sekitar Rp 5.000 per kg, cabai rawit naik sekitar Rp 3.000 per kg, hingga tomat naik sekitar Rp 2.000 per kg. “Sejauh ini harga cabai merah ditransaksikan di kisaran Rp 50 ribu per kg, dan cabai rawit Rp 30 ribuan per kg,” kata Gunawan, Kamis (16/5).

Disebutkannya, posisi Sumbar sampai saat ini masih menjadi pemasok bahan kebutuhan pangan pokok. Tidak jarang di saat Sumut kekurangan pasokan untuk komoditas pangan hortikultura tertentu, kehadiran pasokan dari Sumbar kerap menjaga harga di Sumut tidak bergejolak.

“Kita berharap bencana ini cepat usai dan bisa ditanggulangi segera. Sehingga harga bisa menemukan titik keseimbangan yang baru,” pungkasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi