Asosiasi Seksologi Indonesia Gelar Pertemuan Ilmiah di Medan. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Masalah seksual di masyarakat memerlukan penanganan untuk terbangunnya sebuah keluarga harmonis dan bahagia. Sayangnya menurut Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), masyarakat masih sering menerima informasi yang salah tentang seks.
Penanganan berbagai masalah seksual idealnya diberikan dalam bentuk pendidikan kepada masyarakat. Masalahnya, tidak semua ditangani secara ilmiah dan profesional karena tidak semua dokter dan tenaga profesional lainnya memiliki pengetahuan dan kompetensi yang baik dalam bidang seksualitas.
Demikian salah satu pembahasan pada kegiatan pertemuan ilmiah dua tahunan ASI bertemakan "Indonesia Sexual Culture In Medical & Social Perspective" yang dilaksanakan pada 18-19 Mei 2024 di Ballroom Hotel Grand Mercure Medan Angkasa dengan total peserta 150 dokter yang berasal dari Pulau Sumatera dan di luar pulau Sumatera. Kegiatan ini berfokus pada pengetahuan seksual dari sisi sosial dan medis.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Sekretaris IDI wilayah Sumatera Utara Deddy Irawan ditandai dengan pemukulan gong. Kegiatan ASI yang dilakukan kali ini merupakan pertama di Medan, Alasannya dokter yang ada di Medan berdasarkan data kurang lebih 8000 terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, ataupun dokter gigi.
"Saat ini banyak kasus perceraian dan ketidakharmonisan perkawinan yang berpangkal pada masalah seksual. Banyak pula warga masyarakat yang tertular HIV/AIDS hanya karena ketidaktahuan. Di samping itu, ada pula perilaku seksual yang tidak sehat yang terkait dengan budaya masa lalu," ujar dr. Wijaya Taufik Tiji, Sp.KJ, selaku ketua panitia dalam kegiatan pekan ilmiah dua tahunan tersebut.
"Masalah seksual masih banyak sekali ditemukan dikalangan suami dan istri, bahkan masih banyak juga yang sulit mengungkap hal itu, mungkin dengan beberapa alasan, dan mungkin dengan acara seperti pertemuan ilmiah ini akan membuka peluang untuk masyarakat agar mengetahui ilmu tentang seksual," imbuh Ketua ASI dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS.
Ia menjelaskan, banyak informasi di media-masa termasuk iklan yang menyampaikan berita salah bahkan cenderung membodohi dan menipu masyarakat. Dalam kaitan ini ASI menyerukan agar para dokter dan profesional lain yang terkait dengan seksologi terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya.
Dalam temu ilmiah ini dibahas juga berbagai materi antara lain: quality of sexual life, sexual medicine and mental health, sexual medicine in primary care, sexual medicine and hormones, sexual mediciane and oncology, erectile dysfunction and metabolic sydrome, around stem cell therapy for aging & sexual medicine.
Terdapat beberapa pembicara dalam kegiatan ini, yaitu: Prof. Dr.dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And. (K), Prof Dr.dr Elmeida Effendy M. Ked (KJ), Sp. KJ (k), Dr. dr. Bambang Sasongko Noegroho, SP. B. SP. U (K), Dr.dr. Binawaran Halim, M. Ked (OG), M.K.M, Sp.OG(K)-Fer, Fics, Dr. Mustafa M Amin, MSc, M. Ked(KJ), Sp. KJ(K). Dr.dr Bona Simanungkalit, DHSM< M.Kes., FIAS. dan beberapa dokter lainnya.
(SIA)
(BR)