Jenazah Muhammad Umar Ardik didampingi petugas kloter (ketua kloter 5, Azhari Ramadhan peci putih) saat mau dishalatkan di Masjidil Haram, zuhur WAS Minggu (9/6) atau ashar WIB. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Mekkah - Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari, mengatakan Muhammad Umar Ardik (78) adalah jemaah haji ketiga asal Banda Aceh yang meninggal dunia di Tanah Suci Mekkah, Minggu (9/6). Hingga saat ini sudah tiga orang jamaah haji Aceh yang wafat di Mekkah, Arab Saudi.
"Umar berasal dari Kampung Kede Lah, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, meninggal dunia di Rumah Sakit An-Noor Mekkah," ujar Azhari.
Menurut sertifikat kematian atau Certificate of Death (CoD) yang dikeluarkan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Umar didiagnosa mengalami gangguan pernapasan berat (Acute Respiratory Distres Syndrome).
Azhari juga mengatakan pihak maktab telah melakukan pengurusan jenazah dan almarhum dishalatkan setelah shalat zhuhur di Masjidil Haram (waktu ashar di Aceh).
"Mari kita doakan semoga almarhum diampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya oleh Allah Swt," kata Azhari.
Kabar meninggalnya jamaah haji asal dataran tinggi Gayo ini cepat beredar di grup medsos petugas haji.
"Innalillahi Wainna Ilaihi Raji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah jamaah haji Indonesia di Sektor 10 atas nama Muhammad Umar Ardik, Kloter 5 (BTJ-05," bunyi informasi dalam WA grup petugas haji, Minggu (9/6).
Dia menjelaskan, almarhum meninggal dunia, Minggu, pukul 01.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 05.00 WIB. Ini sekitar satu jam sebelum take off kloter 11 dari Bandara SIM, pukul 06.00 WIB.
Jamaah yang menempati Wilayah Misfalah/Sektor 10 Mekah, berasal dari Kampung Kede Lah, dan dinyatakan meninggal dunia di RS Al Noor. Almarhum Umar, dalam data siskohat, kelahiran 17 Juli 1945, sebulan sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
"Sabtu almarhum sempat sesak nafas. Sebelumnya tak ada pesan khusus pada petugas. Tapi beliau cukup semangat, dan teman-teman sekamar pun saling mendukung," tambah Pemandu Haji Daerah (PHD) Kloter 5 dr Muhibbul Hadi.
Pemerintah Indonesia, kata Azhari, memfasilitasi badal haji bagi jamaah yang berhak. Seperti, jemaah haji yang meninggal dunia sebelum puncak haji dan mereka yang dirawat karena sakit.
Secara regulasi, ada tiga kelompok jamaah haji Indonesia yang bisa dibadalhajikan melalui program pemerintah.
Pertama, jamaah yang meninggal dunia di asrama haji embarkasi atau embarkasi antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah.
Kedua, jamaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan dan ketiga, jamaah yang mengalami demensia. Sudah Tiga Jamaah Haji Aceh yang Meninggal Dunia
Berdasarkan data saat ini, jamaah haji asal Aceh yang meninggal di Tanah Suci menjadi tiga orang.
Sebelumnya, almarhum Muhdin Ibrahim Ahmad (62 tahun) yang tergabung dalam kloter 2 Aceh, yang berasal dari Dusun Teupin Greb Kapa, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen meninggal di RS King Abdul Aziz Mekah, Sabtu, 8 Juni 2024 pukul 02.00 WIB atau Jumat 7 Juni 2024 pukul 22.00 WAS. Dan dikebumikan di Sharae Mekkah.
Sebelumnya, jamaah lansia asal Aceh yang bernama Ruhamah binti Hasan Amin, asal Ujong Kareng, Kota Sabang juga telah meninggal dunia di Mekkah.
Nenek Ruhamah jamaah tegar asal Ujong Kareng Kota Sabang tersebut meninggal di Rumah Sakit King Faisal, Mekah, Rabu, 5 Juni 2024, pukul 20.55 Waktu Arab Saudi (WAS). Dikebumikan di Maqbarah Syuhada Syarair Mekah.
(MHD/CSP)