OPINI

Optimalisasi Kinerja UKM di Era Disrupsi: Tantangan dan Strategi

Optimalisasi Kinerja UKM di Era Disrupsi:  Tantangan dan Strategi
Ilustrasi. (Analisadaily/Pinterest)

Oleh: Nurul Adelia dan Prof. Dr. Elisabet Siahaan, M.Ec*

USAHA Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. UKM memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mencapai 61,07% atau sebesar 8.573,89 triliun rupiah. Selain itu, UKM juga menyerap sekitar 97% dari total tenaga kerja yang ada dan menghimpun sekitar 60,4% dari total investasi. Oleh karena itu, meningkatkan kinerja UKM sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi kemiskinan.

Saat ini kita dihadapkan pada era disrupsi. Era disrupsi telah membawa perubahan besar di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Keadaan ini memaksa pelaku UKM untuk beradaptasi dan berinovasi agar tetap bertahan dan bersaing di pasar yang semakin dinamis. Era disrupsi adalah masa di mana terjadi inovasi teknologi dan perubahan pasar secara drastis, mengubah cara tradisional dalam menjalankan bisnis ke cara modern. Contohnya belanja online telah menggeser toko fisik, layanan transportasi seperti Gojek menggantikan taksi konvensional, atau streaming media seperti Netflix menggantikan TV kabel.

Tantangan UKM di Era Disrupsi

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh UKM adalah kemajuan teknologi digital. Perkembangan teknologi telah mengubah cara UKM beroperasi, mulai dari pemasaran digital yang memanfaatkan media sosial dan internet untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas, hingga penggunaan platform e-commerce yang memungkinkan penjualan produk secara online. Oleh karena itu, para pelaku UKM perlu mampu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Transformasi digital ini juga menghadirkan tantangan, seperti kebutuhan akan investasi awal yang terkadang tidak murah, keamanan siber yang lebih ketat, serta keterampilan baru yang harus dikuasai oleh karyawan.

Keterbatasan sumber daya juga merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh UKM. Keterbatasan dana, kualitas tenaga kerja, dan infrastruktur dapat menghambat UKM berkembang dan bersaing di pasar. Akses pendanaan juga merupakan hambatan bagi UKM. Keterbatasan akses pendanaan membuat pengusaha sulit pengembangan bisnis dan meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, UKM perlu mencari sumber pendanaan alternatif, seperti pinjaman mikro atau modal ventura, dan mengelola keuangan mereka dengan bijaksana.

Strategi Optimalisasi Kinerja UKM

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, UKM dapat melakukan berbagai strategi untuk mengoptimalkan kinerja mereka. Pengembangan keterampilan manajerial adalah kunci untuk meningkatkan kinerja UKM. Manajer ataupun pengusaha harus memiliki keterampilan yang sesuai untuk menghadapi tantangan di era disrupsi dan memimpin perubahan dengan efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang harus diterapkan para pelaku UKM untuk meningkatkan kinerja:

  • Strategi Digitalisasi
Transfromasi digital menjadi salah satu cara meningkatkan kinerja UKM. Digitalisasi dapat membantu UKM meningkatkan efisiensi operasional, pendapatan, dan mengubah budaya organisasi menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Misalnya, menggunakan aplikasi kasir digital untuk mencatat penjualan secara otomatis, sehingga memudahkan pemilik dalam melacak pendapatan harian,stok barang, stok bahan baku tanpa harus mencatatnya secara manual. Dengan hadir di platform media sosial seperti Instagram atau Facebook, UKM dapat mempromosikan produk mereka ke pasar yang lebih luas tanpa biaya besar. Selain itu, menggunakan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp untuk berkomunikasi dengan pelanggan dapat meningkatkan layanan pelanggan dan mempercepat respons terhadap pertanyaan atau pesanan. Dengan langkah-langkah sederhana ini, UKM dapat merasakan manfaat digitalisasi dalam operasi sehari-hari mereka.

  • Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM dapat membantu UKM meningkatkan keterampilan karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan efisiensi operasional. Pengembangan SDM juga dapat membantu UKM meningkatkan kemampuan dalam menghadapi perubahan dan meningkatkan kinerja organisasi. Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan,seperti kursus tentang teknologi baru atau keterampilan komunikasi. Misalnya, UKM di sektor makanan dapat memberikan pelatihan kepada karyawannya tentang praktik kebersihan dan keamanan makanan yang diperbarui, sehingga meningkatkan kualitas produk dan kepercayaan pelanggan. Selain itu, pengembangan SDM juga dapat melibatkan mentoring atau program pengembangan karir yang membantu karyawan mengembangkan potensi mereka dan merencanakan langkah-langkah untuk pertumbuhan di perusahaan. Dengan memiliki karyawan yang terampil dan berpengetahuan, UKM dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kreatif, dan adaptif, memperkuat posisinya di pasar dan memperluas peluang untuk pertumbuhan jangka panjang.

  • Strategi Pengembangan Rantai Pasokan
Pengembangan rantai pasokan dapat membantu UKM meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pendapatan, dan mengubah budaya organisasi menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Selain itu, pengembangan rantai pasokan juga dapat membantu UKM meningkatkan kemampuan dalam menghadapi perubahan dan meningkatkan kinerja organisasi.

Optimalisasi kinerja UKM di era disrupsi memerlukan strategi yang efektif, inovasi, dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan. Dengan mengembangkan keterampilan manajerial, digitalisasi, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan rantai pasokan, maka UKM dapat meningkatkan kinerja dan daya saing.

*Penulis adalah mahasiswa dan dosen S2 Ilmu Manajemen FEB USU.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi