Yulanda Rizky Utami, S.E., dan Prof. Dr. Elisabet Siahaan, M.Ec. (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: Yulanda Rizky Utami, S.E., dan Prof. Dr. Elisabet Siahaan, M.Ec.*
KONFLIK peran ganda atau sering disebut sebagai konflikantara pekerjaan dengan keluarga (Work Family Conflict),merupakan suatu keadaan di mana tuntutan pekerjaan dan keluarga saling bertentangan sehingga mempengaruhikebahagiaan dan kesejahteraan seseorang.
Konflik peranganda disebabkan oleh adanya situasi di mana seseorangmengalami ketegangan, tekanan mental atau bahkan stress karena harus memenuhi tuntutan dari dua atau lebih peranyang berbeda secara bersama-sama di waktu yang bersamaan. Dalam konteks modern, khususnya di era digital, konflikperan ganda sering terjadi antara peran profesional dan peranpribadi atau keluarga. Konflik ini semakin kompleks dan signifikan muncul karena kemajuan teknologi memungkinkanpekerjaan mengganggu kehidupan pribadi secara lebihsignifikan.
Konflik peran ganda di era digital saat ini terjadi karenaperubahan dan perkembangan teknologi yang mengubah carakita bekerja dan berkomunikasi. Fenomena konflik peranganda di era digital merujuk pada situasi di mana seseorangharus menjalankan berbagai peran secara bersamaan, baik itusebagai pekerja, orang tua, mahasiswa, atau peran lainnya, yang sering kali tumpang tindih dan bertabrakan karenaadanya tuntutan dari teknologi digital.
Beberapa tuntutan dariteknologi digital adalah pekerja harus terus belajar dalammeningkatkan kemampuan sehingga terampil menggunakanteknologi, pekerja menghabiskan waktu kerja untukmelakukan kolaborasi virtual secara jarak jauh dengan pekerjalain yang tersebar secara geografis, mudah diakses kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja.
Faktor Penyebab Konflik Peran Ganda di Era Digital yaitu adanya teknologi yang semakin canggih dan mudahdiakses, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadisemakin kabur. Email, aplikasi pesan, dan platform kolaborasimemungkinkan suatu pekerjaan terjadi di luar waktu bekerjaatau menggunakan waktu pribadi untuk bekerja. Kemudianadanya harapan untuk merespons pesan atau email dengancepat, bahkan di luar jam kerja, menyebabkan individu merasatertekan dan harus terus menerus berhubungan denganpekerjaan mereka sehingga berkurang waktu menguruskegiatan keluarga dan kegiatan pribadi.
Selain itu faktor yang menyebabkan konflik peran ganda di era digital lainnya yaituperan kita sebagai pengguna media sosial yang menambahbeban, karena sering kali seseorang harus menjaga citra diridan berinteraksi secara terus menerus, baik untuk keperluanpribadi maupun profesional.
Faktor-faktor penyebab konflik peran ganda ini tentunyaakan menimbulkan stress dan kelelahan karena tuntutan yang bertentangan dari berbagai peran, produktivitas yang menurun karena harus membagi fokus dan energi untuk banyak peransekaligus, selain itu akan berdampak juga terhadap kualitashubungan interpersonal karena kurangnya waktu dan perhatian yang bisa diberikan kepada masing-masing pihak, dan juga bisa menimbulkan masalah kesehatan mental sepertikecemasan dan depresi karena stres yang berkelanjutan akibatdari konflik peran ganda ini.
Beberapa tantangan bagi pekerja modern dalammenghadapi konflik peran ganda di era digital yaitumengalami kesulitan dalam memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi karena teknologi digital yang digunakan memungkinkan pekerja tetap terhubung dengan pekerjaanmeskipun sudah di luar jam kerja, adanya harapan untuk selalu tersedia dan harus merespon dengan cepat bahkandiluar jam kerja demi kualitas pelayanan yang memuaskanpelanggan, kemudian menghadapi terlalu banyak informasidari berbagai sumber digital, kemajuan teknologi membuatkita sangat mudah diakses oleh siapa saja dan dihubungisiapa saja, kapan pun dan dimana pun sehingga batasan antarapekerjaan dan kehidupan pribadi jadi terganggu, sertamenghabiskan waktu dan perhatian untuk aktivitas di media sosial.
Tantangan selanjutnya dari konflik peran di era digital saat ini adalah kecanduan teknologi akibat penggunaanteknologi yang berlebihan sehingga merusak kesehatanmental, kesehatan fisik, bahkan merusak hubungan pribadidengan keluarga dan dengan rekan kerja bahkan atasan.
Solusi bagi pekerja modern untuk menghadapi konflikperan ganda di era digital antara lain adalah dengan membuat jadwal kerja yang jelas dan patuhi batas waktu kerja. Tetapkan ekspektasi dengan atasan, rekan kerja, dan keluarga mengenaiketersediaan waktu. Kemudian jika individu bekerja dari rumah, buatlah ruang kerja yang terpisah dari ruang pribadidan tentukan waktu khusus untuk mengakses media sosialagar tidak mengganggu pekerjaan dan waktu pribadi.
Memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja dengankehidupan pribadi, Melakukan manajemen stress denganteknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, atau hobi untukmengurangi stress juga dapat menjadi solusi dalammenghadapi konflik peran ganda di era digital.
?Secara keseluruhan, konflik peran ganda di era digital adalah fenomena yang semakin sering terjadi akibatperkembangan teknologi dan perubahan dalam pola kerja. Konflik peran ganda di era digital menjadi tantangan yang signifikan bagi banyak pekerja.
Namun, dengan kebijakanyang tepat dan strategi manajemen yang efektif, konflik inidapat diminimalkan sehingga para pekerja dapat mencapaikeseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang membuat pekerja bahagia dan sehatsecara mental dan fisik. Dengan memahami dan mengatasifaktor-faktor penyebab terjadi konflik peran ganda di era digital, pekerja atau perusahaan dapat menciptakanlingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
*Penulis adalah mahasiswa dan dosen S2 Ilmu Manajemen FEB USU(BR)