LPPM-USU Bantu Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Warga Desa Bingkawan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Desa Bingkawan di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), seluas sekitar 250 hektare, merupakan daerah perbukitan.
Desa Bingkawan terdiri atas 3 dusun yang salah satunya dikenal dengan Dusun Sikeci-keci (Dusun III). Sikeci-keci berasal dari bahasa Karo yang berarti “setiap rumah pasti ada hewan yang terbang bergantian di tempat itu”.
Sejak Juni 2024 lalu, 3 dosen dari USU (FMIPA dan FIB) sebagai Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat LPPM-USU dengan dukungan nara sumber Tanaman Obat Tradisional dan konsultan budi daya ayam kampung (DOC) dan ikan nila telah bekerja sama dengan warga desa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi masyarakat.
Drs Rosman Siregar, M.Si selaku Ketua Tim didampingi Dian Marisha Putri, SS., M.Si dan Dr. Zahedi, mengutarakan, selama ini untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan protein hewani, maka warga desa melakukan perburuan hewan di hutan desa.
Warga desa juga kesulitan mengembangkan potensi lahan yang ada berikut pengetahuan dan keterampilan warga untuk membudidayakan komoditas ekonomi dan kesehatan secara efektif.
“Selama ini warga menggunakan metode konvensional untuk menjaga kestabilan volume air pada kolam yang menyebabkan meluap dan menyusutnya air pada kondisi cuaca tertentu. Dan ini tentu saja menyebabkan ketidakstabilan hasil panen,” demikian dikatakan Dian Marisha Putri, SS., M.Si, dosen dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, Jumat (26/7).
Selanjutnya Dr. Zahedi menjelaskan, anomali cuaca yang tidak menentu menyebabkan perubahan temperatur yang mempengaruhi tumbuh kembang ayam DOC.
Terkait hal di atas, Drs. Rosman Siregar, bersama 2 rekannya yang lain melakukan pendampingan intensif membantu warga desa agar benar-benar menghasilkan pendapatan yang dapat membantu perekonomian keluarga yang mengupayakannya.
Pendampingan intensif ini akan dilakukan dengan mengintrodusir dan mendemonstrasikan teknik budiadaya ikan nila dan ayam kampung, dari mulai pembuatan kolam ikan dan kandang ayam, penebaran benih ikan dan bibit ayam, pembesaran dengan pemberian pakan yang sesuai, antisipasi atau pencegahan penyakit, pengaturan air yang baik pada budidaya ikan serta pengontrolan udara segar dalam kandang ayam, hingga sampai pada kegiatan pemanenan dan pemasaran hasil budidaya serta pelatihan tumbuhan obat tradisional.
Dalam kegiatan ini dikenalkan suatu alat yang dapat membuka dan menutup katup pada aliran kolam, sehingga dapat menghindari stabilitas air yang tidak menentu, di samping dapat juga diterapkan untuk memberikan keputusan pengontrolan temperatur kandang ayam.
“Ayam DOC membutuhkan kondisi ruangan yang hangat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Desa Bingkawan memiliki perbedaan temperatur yang signifikan pada siang dan malam hari. Ditambah ketika cuaca hujan akan membuat temperatur turun sehingga mempengaruhi tumbuh kembang ayam DOC,” terangnya.
Seluruh kegiatan pendampingan intensif ini merupakan pengabdian kepada masyarakat Desa Bingkawan agar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani serta tambahan wawasan terkait tumbuhan obat tradisional.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan selama 6 bulan dengan mengikutsertakan mahasiswa.
Kepala Desa Bingkawan, Erick Estrada Tarigan, melalui Sekretaris Desa, Julianus menyambut baik kegiatan para dosen FMIPA dan FIB USU, karena itu secara khusus mengajak warga Dusun Sikeci-keci untuk aktif bekerja sama dengan tim pelaksana.
“Saya juga meminta warga untuk mau saling belajar atau bagi tukar pengalaman dengan dosen dan mahasiswa USU untuk mencapai hasil yang diharapkan,” sebutnya.
Dilakukan Secara Bertahap
LPPM-USU Bantu Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Warga Desa Bingkawan
Drs. Rosman Siregar menjelaskan, kegiatan pengabdian masyarakat berupa pendampingan intensif ini akan dilakukan secara bertahap. Tahapan kegiatan ini bertujuan untuk melihat sampai sejauhmana antusiasme dan keberhasilan program atau kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan pertama adalah budidaya ayam DOC, disusul kemudian budidaya ikan air tawar (nila) baru selanjutnya dilakukan kegiatan pelatihan tanaman obat. Pada setiap tahapan akan dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan program atau kegiatan.
Dian Marisha Putri, SS., M.Si menambahkan, yang terpenting dalam kegiatan ini adalah proses, waktu, tenaga, dan pikiran yang telah dihabiskan pastilah akan sangat terasa manfaatnya bagi para pihak yang terlibat, termasuk para pengguna manfaat.
“Sebab, hal sederhana ini akan dapat membantu warga desa untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani serta wawasan tentang tanaman obat tradisional,” sebutnya.
Libatkan Mahasiswa
Sampai saat ini, tim pelaksana telah menabur indukan ikan nila pada beberapa kolam tanah yang terdapat di daerah lembah. Penaburan indukan ikan nila ini diikuti dengan paparan pada pemilik kolam tentang bagaimana membudidayakan ikan nila dengan baik, sehingga diharapkan akan segera kawin dan bertelur, lalu berkembang biak dengan cepat, sehingga dapat pula didistribusikan pada kolam-kolam milik warga lainnya, agar dapat memenuhi pula kebutuhan protein sehari-hari.
Selain itu itu, pengadaan bibit ayam kampung DOC juga telah diadakan dan mulai dibudidaya oleh masyarakat pada daerah perbukitan. Saat ini tim pelaksana bersama masyarakat sedang bekerja dan memantau perkembangannya untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
Mengakhiri keterangannya, Drs. Rosman Siregar, M. Si menjelaskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Dusun III (Sikeci-keci) Desa Bingkawan ini melibatkan pula 5 orang mahasiswi FMIPA USU dari prodi Matematika, agar para mahasiswa dapat pula mengasah kepekaannya terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Kemudian pada gilirannya tergerak pula untuk mengakatualisasikan potensinya membantu mengatasi persoalan tersebut,” tandasnya.
(REL/RZD)