Tiga Dosen USU Laksanakan Pendampingan Penyusunan Masterplan Desa Wisata Rempah Denai Kuala

Tiga Dosen USU Laksanakan Pendampingan Penyusunan Masterplan Desa Wisata Rempah Denai Kuala
Tiga Dosen USU Laksanakan Pendampingan Penyusunan Masterplan Desa Wisata Rempah Denai Kuala (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Tiga dosen Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat yaitu pendampingan dan penyusunan masterplan Desa Wisata Rempah Denai Kuala, Deliserdang, Sumatera Utara.

Tim dosen pelaksana terdiri dari Ketua, Dr. Salmina Wati Ginting, ST., MT dan anggota Samerdanta Sinulingga, S.ST.Par., M.Par dan Ar. Agus Jhonson H. Sitorus, ST., MT., IAI.

Ketua tim pelaksana pengabdian masyarakat Salmina Wati Ginting mengatakan dalam pengabdian masyarakat ini sasarannya mitra yakni Komunitas Rumah Nusa HAPSARI di Desa Denai Kuala, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang pada 28 Juli 2024.

"Masterplan desa adalah program perencanaan pembangunan desa jangka panjang yang berorientasi pada membangun desa mandiri dalam hal pangan, energi, dan ketangguhan bencana berbasis ekonomi lokal yang berdaya saing," kata Salmina, Rabu (31/7/2024).

Ia mengatakan selain menyusun profil desa, roadmap pembangunan desa dan membangun identitas desa melalui promosi budaya dan kegiatan festival, salah satu hal penting dalam penyusunan masterplan desa adalah desain kawasan.

Desain sebaiknya berkelanjutan dan berbasis alam serta masyarakat. Masterplan biasanya direalisasikan (dibangun) secara bertahap.

"Komunitas Rumah Nutrisi Keluarga (Rumah Nusa) HAPSARI adalah komunitas masyarakat desa Denai Kuala yang menanam pekarangan dengan tiga jenis tanaman dalam tiga zona untuk menjawab tantangan perubahan iklim yang berdampak kepada krisis pangan," ujarnya.

Salmina menuturkan program Rumah Nusa diharapkan dapat menyiapkan setiap keluarga memiliki cadangan pangan non-beras yang diperoleh dari pekarangan rumah.

Program ini telah dilaksanakan di 27 desa, 16 kecamatan dan 5 kabupaten yaitu kabupaten Karo, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan Labuhan Batu, seluruhnya berada di provinsi Sumatera Utara.

Komunitas Rumah Nusa telah menghasilkan produk industri rumahan dengan bahan dasar rempah dari pekarangan seperti minyak sere dan teh rempah. Tahun 2024 ini, Komunitas Rumah Nusa berkeinginan mengembangkan program Rumah Nusa menjadi lebih progresif dan lebih profitable dengan membangun desa Denai Kuala menjadi desa wisata rempah.

Tim USU, lanjutnya, menyambut baik rencana tersebut dengan membuat masterplan desa wisata rintisan. Untuk tahap awal, desain kawasan difokuskan hanya di Dusun 3 yang paling produktif hasil rempahnya.

"Di sini akan dibangun pusat jajanan rempah yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya ibu-ibu dari Komunitas Rumah Nusa Hapsari. Pusat jajanan ini merupakan sentra wisata kuliner rempah yang menjual berbagai produk olehan rempah seperti the rempah, kue rempah, ayam rempah,bebek rempah, dan sebagainya," ungkapnya.

Pada 28 Juli 2024, bertempat di Dusun 3 Desa Denai Kuala, telah dilaksanakan sosialisasi dan diskusi desain pusat jajanan tersebut. Hadir pada acara tersebut Ketua HAPSARI Sri Rahayu beserta pengurus HAPSARI lainnya. Selain itu, sekitar 25 orang ibu-ibu dari Komunitas Rumah Nusa dari Dusun 1 hingga 5 juga hadir.

Ketua pelaksana pengabdian masyarakat USU Salmina Wati Ginting, memaparkan desain arsitektural pusat jajanan melalui animasi gambar 3 dimensi dan video.

Selain diskusi desain pusat jajanan, dilaksanakan juga diskusi Ibu Mandiri, Ibu Berjualan yang dipandu oleh Lazuar Ramadhan, Head of Trade Marketing perusahaan Kopi Kenangan, secara online dengan aplikasi Zoom.

Menurut Salmina Ginting, ibu-ibu yang tergabung dalam Komunitas Rumah Nusa Hapsari membutuhkan pelatihan dan pendampingan bagaimana berjualan yang baik agar pusat jajanan yang dirancang dapat bermanfaat dan secara signifikan meningkatkan kesejahteraan para ibu.

Secara umum Komunitas Rumah Nusa HAPSARI menyambut baik desain yang disampaikan Tim USU. Beberapa saran yang disampaikan adalah agar desain pusat jajajan rempah tersebut tidak “sangat Jawa” mengingat di desa Denai Kuala terdapat suku lain yaitu Melayu dan Batak yang juga dominan. Tim USU berjanji untuk merevisi desain dan akan mendiskusikan kembali dengan Komunitas Rumah Nusa.*

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi