Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, saat berada di area PLTA Batangtoru, Jumat (2/8) (Analisadaily/Hairul Iman Hasibuan)
Analisadaily.com, Sipirok - Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi mengatakan, PLTA Batangtoru berpotensi memiliki tambahan mikrohidro (tenaga skala kecil) karena memiliki sejumlah aliran sungai.
"Kapasitas 510 megawatt PLTA Batangtoru berpotensi bertambah 10 hingga 20 megawatt dengan adanya sejumlah aliran sungai Batangtoru," ujar Eniya di Sipirok, Jumat (2/8).
Disisi lain, Eniya menilai progres pembangunan PLTA Batangtoru sangat baik karena sudah mencapai 60 persen. Ini mendorong PLTA Batangtoru bisa berproduksi tahun 2025, maju sekitar 8 bulan dari target produksi tahun 2026.
Terkait peran pemerintah dalam pengembangan EBT Eniya mengatakan, salah satunya dengan merevisi salah satu pasal dalam Kementerian ESDM sehingga mempermudah masuknya investor. Investasi transmisi harus dikerjakan layaknya kita membangun jalan tol.
Diharapkannya, semangat kolaborasi dan komitmen yang kuat, pembangunan PLTA Batang Toru dapat menjadi model proyek energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia yang berfokus pada penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan.
PLTA Batangtoru berperan penting dalam mendukung kebutuhan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Sementara Direktur Eksternal Affair, Fauzi Leilan mengatakan, kunjungan ini merupakan penyemangat dan sebagai tambahan kekuatan dalam rangka percepatan pembangunan PLTA Batangtoru sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT).
Terkait percepatan produksi PLTA Batangtoru sesuai harapan Dirjend, Leilan menegaskan, akan berupaya maksimal.
"Kita akan upayakan, minimal bisa produksi diawal triwulan pertama tahun 2026 maju dari target sebelumnya di triwulan akhir 2026," ucap Fauzi.
(HIH/CSP)