Edward Manurung (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Orang tua korban penculikan dan penganiayaan oknum berambut cepak, Edward Manurung membantah kalau anaknya, Dolly Manurung anggota geng motor. Edward mengaku tidak tahu menahu pangkal permasalahan yang terjadi antara anaknya dengan anggota Raider 100/PS.
"Anak saya (Dolly Manurung) bukan anggota geng motor. Setahu saya anak saya diculik dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB pagi oleh sekelompok orang yang mengaku petugas (Brimob/Polisi). Makanya kami tidak berani mengambil tindakan. Anak saya babak belur dihajar mereka. Diseret dari lantai 3 sampai lantai bawah. Selain itu, laptop, uang tunai Rp 40 juta dan HP hilang. TV rusak, lemari diacak-acak. Saya baru mendapat kabar keberadaan anak saya sekitar jam 23.00 WIB di rumah sakit dalam kondisi kritis. Pihak keluarga juga sudah melaporkan ke Denpom dan Polrestabes Medan," ungkap Edward Manurung, Selasa (6/8).
Kronologis kejadian pagi itu, Dolly Manurung pulang ke rumah sudah dalam kondisi muka babak belur. Lalu ditanya oleh mamanya. "Kenapa mukamu?. Kamu habis berantam ya?". Ia ma, jawab Dolly. Pagi itu Dolly sempat berobat ke dokter terdekat. Saat Dolly berobat, ibunya pergi ke laundri.
Sepulangnya dari laundri. Ibunya menyaksikan Dolly sudah babak belur dan berdarah-darah diseret dari lantai 3 ke lantai dasar. Selain itu, kodisi kamar sudah acak-acakan. Laptop, HP dan uang tunai senilai Rp 40 juta juga raib.
Atas kasus ini, pihak keluarga telah membuat laporan ke Polretabes Medan dan Denpom 1/5 Medan. "Harapannya, pihak kepolisian segera mengusut tuntas. Dolly bukan anggota geng motor. Tegakkan hukum yang benar," harap Edwar.
(YY/RZD)