Prevalensi Stunting di Langkat Turun

Prevalensi Stunting di Langkat Turun
Sekda Kabupaten Langkat, Amril Nasution, menandatangani berita acara saat kegiatan tim monitoring dan evaluasi (Monev) penanganan stunting di Langkat (Analisadaily/Hery Putra Ginting)

Analisadaily.com, Stabat - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Langkat, Amril Nasution mengakui, prevalensi stunting di Kabupaten Langkat mengalami penurunan jika dibandingkan 2022.

"Prevalensi stunting saat ini berada pada angka 16,9%, turun dari 18,6% pada tahun 2022, dan ini merupakan hasil upaya bersama seluruh pihak dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Langkat," kata Amril saat menyambut tim monitoring dan evaluasi (Monev) penanganan stunting di Langkat, di ruang pola bawah kantor bupati, Senin (5/8).

Dikatakannya, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi tindak lanjut intervensi serentak penanganan stunting yang dilaksanakan pada Juni 2024 se-Sumatera Utara.

Lebih lanjut, Amril menjelaskan bahwa dari 101.364 balita di Langkat, sebanyak 91.301 balita telah diukur pada Juni 2024, dan 271 balita di antaranya teridentifikasi mengalami stunting dan dimana Pemerintah Kabupaten Langkat menargetkan prevalensi stunting sebesar 10% pada tahun 2024.

"Kami bersama seluruh stakeholder dan mitra akan terus melakukan pencegahan stunting, terutama melalui penimbangan dan pengukuran setiap bulan, dengan harapan target penurunan prevalensi stunting 10% dapat tercapai," ungkap Amril.

Sebelumnya Kepala Bappeda Kabupaten Langkat Rina Wahyuni Marpaung menghimbau agar bersama-sama mapping dan menganalisis serta melakukan penelitian.

"Mari sama-sama melakukan media mapping, kita analisis dan teliti, semoga data-data yang sudah ditampilkan bisa membawa perubahan untuk kedepannya," ujar Rina.

(HPG/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi