Salah seorang pengunjung sedang merekam peserta panjat pinang yang berusaha mencapai puncak untuk mengambil hadiah di Sungai Deli, Kampung Aur, Kota Medan, Sabtu (17/8) (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Medan - Teriakan orang tua tidak berhenti saat memberikan dukungan kepada anak-anaknya yang sedang mengikuti lomba di hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun, Sabtu (17/8).
Sebuah desa yang terletak di tepian Sungai Deli ini memang tidak lupa mengadakan perlombaan, hiburan rakyat, sebagai upaya merefleksikan hari Proklamasi. Acara ini didasari kekompakan, kebersamaan dan tentunya sebagai wadah silaturahmi.
Tidak hanya pada sesama warga yang masih menetap di Kampung Aur, namun juga bagi penduduk yang sudah pindah. Setiap tahun, jenisnya lombanya hampir serupa, tetapi kali ini, ada hal unik. Sengaja dirancang untuk mengedukasi peserta lomba, dan dinilai memiliki manfaat bagi warga dan lingkungan.
“Kita buat keunikan yang baru, yaitu peserta harus membawa sampah plastik sebagai syarat untuk ikut lomba mewarnai, baik ibu-ibu maupun anak-anak. Jumlah pesertanya terdiri dari 50 orang ibu dan 20 orang anak,” kata Ketua Bank Sampah Citra Aur, Syafri Tanjung.
Metode tersebut dia harap dapat membuat masyarakat semakin peka terhadap persoalan sampah, karena menurut dia, ini merupakan masalah yang besar di Kota Medan.
Lebih dalam Syafri menjelaskan, Bank Sampah ini telah berdiri selama 2 tahun, dan ada dua program yang terus berjalan, yaitu pertama layanan angkut.
Bank sampah
“Artinya, pada pagi hari sampah basah diangkut kader Bank Sampah Citra Aur. jumlahnya ada 65 kepala keluarga. Biasanya terkumpul sebanyak 300-400 kilogram per hari. Biasanya ini terbuang ke sungai,” tutur Cap, sapaan akrab Syafri.
Program kedua, edukasi. Warga semakin tahu bahwa sampah itu bermacam-macam. Dia juga mengedukasi bagaimana proses penyetoran sampah hingga manfaat Bank Sampah Citra Aur. Kata dia, nasabah sampah saat ini sudah mempunyai uang, dan khas yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 4,5 juta, yang diperoleh dari penjualan sampah.
“Baru-baru ini kita sudah kerja sama dengan Pegadaian agar uang di Bank Sampah Citra Aur dikonversikan menjadi emas. Kita sudah edukasi dan sudah ada penyuluhan. semua sampah yang dikumpulkan dijual ke pengepul, termasuk plastik atau pun kardus.
Syafri menambahkan, perhatian aparatur pemerintah, termasuk camat sampai lurah harus diperkuat dan tidak hanya terbatas pada pemberian informasi. Karena upaya untuk menggerakkan warga dalam pengumpulan sampah belum maksimal.
Ketua Umum Sanggar Perkasa (KUSP), Majid, sebelumnya mengajak seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga Sungai Deli, karena ini sumber kehidupan bagi warga yang bermukim di wilayah tersebut.
Dia menyebut bahwa kemeriahan perayaan kali sama dengan tahun lalu, meskipun tahun sebelumnya air Sungai Deli naik sehingga membuat beberapa kegiatan terganggu. Tidak itu saja, Majid juga menjelaskan manfaat sejumlah perlombaan, termasuk panjat pinang, untuk warga Kampung Aur.
“Menguatkan silaturahmi. Kita ingin anak-anak yang ada di sini terhindar dari bahaya narkoba. Kami juga mendidik anak-anak dan adik-adik kami di bidang seni, olahraga supaya jauh dari aktivitas negatif,” ucap Majid.
(CSP)