Cegah Anemia dan Stunting pada Remaja Putri, Dosen USU Lakukan Pengabdian di SMPN 1 Salak Pakpak Bharat

Cegah Anemia dan Stunting pada Remaja Putri, Dosen USU Lakukan Pengabdian di SMPN 1 Salak Pakpak Bharat
Cegah Anemia dan Stunting pada Remaja Putri, Dosen USU Lakukan Pengabdian di SMPN 1 Salak Pakpak Bharat (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Pakpak Bharat - Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan pengabdian masyarakat pada tanggal Selasa (13/8) di SMP Negeri 1 Salak Jalan Lae Ordi No. 39, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat.

Tim Pengabdian Masyarakat ini diketuai Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang dengan anggota Prof. drg. Sondang Pintauli Panggabean, Prof. Drs. Mauly Purba, M.A, PhD, serta dihadiri dua mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU.

Kegiatan juga dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Papak Bharat Juanda Bancin, S, Kepala Sekolah SMPN 2 Salak Tumpak Banurea, S.Th beserta guru-guru dan siswi sekolah tersebut.

Prof. Evawany Yunita Aritonang menjelaskan, stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan ungkapnya, angka stunting di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 21,5%.

"Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan diantaranya adalah kekurangan gizi, infeksi dan penyakit, faktor ekonomi, tingginya harga protein hewani serta pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak, kurangnya pengetahuan ibu, dan lain-lain,” ujarnya, Kamis (22/8).

Kegiatan pengabdian masyarakat ini, ujarnya, bertujuan untuk mengedukasi para remaja putri SMP Negeri 1 Salak tentang permasalahan stunting dan anemia, penyebab, dampak serta pencegahannya.

Selain itu, kegiatan tersebut juga berfokus pada pemeriksaan berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan kadar hemoglobin (Hb) yang berperan aktif dalam pemantauan kejadian stunting. Risiko stunting dapat diketahui dengan melakukan pengukuran tinggi badan berdasarkan umur TB/U.

Maka kegiatan pengabdian masyarakat ini, katanya, diawali dengan pemberian edukasi kepada para remaja putri, dilanjutkan dengan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan kadar hemoglobin (Hb).

Dalam hal ini pihak sekolah dapat menyampaikan kepada para orangtua remaja putri yang berperan aktif dalam pemantauan makanan dikonsumsi remaja putri agar lebih memperhatikan konsumsi gizi, karbohidrat, dan vitamin lainnya.

Para orangtua harus bisa melakukan pemantauan keseimbangan dalam konsumsi gizi yang dikonsumsi para remaja putri untuk mencegah kekurangan gizi.

Terutama menurutnya, konsumsi zat besi yang sangat rentan dengan anemia. Para remaja putri yang mengalami anemia sejak dini akan menjadi calon pengantin yang melahirkan bayi yang mengalami stunting.

Maka para orangtua diharuskan memperhatikan dengan sangat detail asupan konsumsi para remaja putri. Dengan ini para remaja putri yang mengalami anemia dapat diatasi dan tidak akan terjadi kelahiran bayi yang mengalami stunting.

“Stunting tidak datang secara mendadak melainkan berasal dari kebiasaan yang dilakukan sebelumnya,” ucap Prof. Evawany Yunita.

Dengan ini, ungkapnya, dapat diketahui bahwa anemia sangat berhubungan dengan stunting, karena jika remaja putri yang akan menjadi calon pengantin mengalami anemia berisiko untuk melahirkan bayi yang mengalami stunting.

Pada akhir kegiatan pengabdian masyarakat, tim pengabdian memberikan alat pengukur berat badan (BB), 2 buah alat pengukur tinggi badan (TB) kepada pihak sekolah, serta membagikan PMT berupa susu UHT, biskuit Glazin Butter Coconut dan nasi kotak kepada para siswi dan guru-guru SMP Negeri 1 Salak.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kepada para remaja putri dan guru serta mengenai pentingnya pencegahan stunting sekaligus memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas dan kuat.

Selain itu, diharapkan juga keterlibatan para guru untuk menyampaikan tujuan dari pengabdian masyarakat ini, sehingga dapat mendorong para orangtua untuk lebih sadar akan gizi yang dikonsumsi oleh para remaja putri.

Tumpak Banurea mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada tim pengabdian serta siap untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di kesempatan berikutnya.

(RRS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi