Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab perguruan tinggi dan dosen dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat desa sebagai bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Gustanto selaku ketua kegiatan pengabdian mengatakan, pemahaman mitigasi bencana dan penerapan hospitality bagi pelaku wisata di Bukit Lawang adalah hal yang sangat penting dalam melakukan pengelolaan wisata mengingat Bukit Lawang merupakan suatu kawasan wisata yang berada di area hutan.

"Bukit lawang ini kan berada di sekitaran hutan di mana juga terdapat sebuah sungai sehingga sangat perlu adanya pemahaman bagi masyarakat dan pelaku wisata terkait penanganan bencana," sebut Gustanto.

Gustanto mengingatkan, potensi bencana bisa saja terjadi secara tiba-tiba tanpa terdeteksi. Oleh sebab itu upaya antisipasi menjadi suatu hal penting guna meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan.

Gustanto mengimbau masyarakat dan pelaku wisata beserta pemerintah dapat bersinergi menghadirkan atribut dan kelengkapan siaga bencana seperti pembuatan plang petunjuk arah jalur evakuasi serta peralatan evakuasi yang diperlukan ketika terjadinya bencana.

"Adanya plang penunjuk arah jalur evakuasi juga juga dapat meningkatkan daya tarik bagi pengunjung karena pengunjung akan merasa aman saat melakukan aktivitas wisata," jelasnya.

"Ini juga berkaitan dengan peningkatan hospitality dari pelaku wisata di Bukit Lawang," sambungnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dan sambutan baik oleh masyarakat dan pelaku wisata Bukit Lawang. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat merasa terbantu dan merasa diperhatikan dalam mengembangkan potensi wisata di Bukit Lawang.

"Kami senang dan berterimakasih kepada USU telah memberi perhatian serta masukan kepada kami dalam mengelola wisata di tempat kami," ungkap Rudianto selaku pemandu wisata di Bukit Lawang.

(REL/RZD)