Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus didampingi Staf Dikasteri untuk Dialog Antar-Agama Takhta Suci Vatikan Romo Markus Solo Kewuta bersiap mengikuti upacara penyambutan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/ (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa)
Analisadaily.com, Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus menyebut perang adalah sebuah kekalahan.
Pernyataan itu disampaikan Paus saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di veranda belakang Istana Merdeka, sebagaimana dilaporkan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi.
"Kedua kepala negara sama-sama menegaskan betapa pentingnya perdamaian. Paus secara khusus mengatakan bahwa perang itu adalah sebuah kekalahan karena tidak ada pihak yang diuntungkan dengan adanya perang," kata Retno dilansir dari Antara, Rabu (4/9).
Oleh karena itu, Menlu mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini sangat kental dalam membawa pesan perdamaian dan saling menghormati satu sama lain.
"Jadi, sekali lagi pesan damai, pesan merayakan perbedaan, pesan saling menghormati sangat kental di dalam kunjungan Paus ini karena Indonesia ini merupakan sebuah laboratorium hidup, di mana perbedaan dapat dikelola dengan baik sehingga persatuan Indonesia tidak tergoyah dan Alhamdulillah perdamaian dapat terus terjaga di Indonesia," ujar Menlu Retno.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.
Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
(CSP)