Cerita Prof Ridha, Anak Petisah yang Nyalon Wali Kota Medan

Cerita Prof Ridha, Anak Petisah yang Nyalon Wali Kota Medan
Cerita Prof Ridha, Anak Petisah yang Nyalon Wali Kota Medan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Ada yang menarik dari kegiatan konsolidasi internal yang dilaksanakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang dilakukan oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Medan Petisah, Selasa (1/10).

Cerita punya cerita ternyata Ridha yang berpasangan dengan Abdul Rani di Pilkada Medan 2024 adalah 'Anak Petisah'. Ridha besar dan tinggal itu di daerah Jalan Titipapan, Sei Sikambing Medan.

Sontak pengakuan dari pasangan nomor urut 2 itu membuat kader PDI Perjuangan Medan Petisah riuh karena tidak menyangka sosok Wali Kota yang berdiri di hadapan mereka adalah anak petisah.

"Jadi, bapak ibu, saya itu asli orang Titipapan, Sei Sikambing. Masih kampung dulu belum kayak sekarang," ceritanya mengenang masa kecilnya.

Masih mengenang masa kecilnya, Ridha mengaku orangtuanya terutama sang ibu ingin anak-anaknya bersekolah di sekolah terbaik. Maka, Ridha disekolahkan di Sekolah Harapan Jalan Imam Bonjol Medan.

"Saat itu Ibu saya sekolahin anaknya ke tempat yang bagus. Jadi sekolah kami di Harapan diantar ke jalan Imam Bonjol. Jadi sekolahnya sekolah elit, pulangnya main-main sama anak-anak di sekitaran tempat tinggal," tambahnya dengan mengenang masa lalu.

Ridha menceritakan masa kanak-kanaknya yang sangat aktif. Dia melakukan beberapa kegiatan, termasuk yang ekstrem seperti mandi sungai.

"Jadi mandi sungai di Titi papan itu ada gang kecil namanya Gang Rezeki, sekarang jadi Jalan Rezeki. Nah, ujung gang ini Sei Sikambing kadang sama teman-teman saya mandi sungai, kalau orang Medan bilangnya kan sungai bukan kali. Mandi di sungai. Selesai mandi sungai manjat ke atas, itu kalau sebelah kiri ke perumahan PTP kalau ke kanan kearah sekolah pancabudi," jelasnya.

Lanjutnya, dia naik untuk memanjat pagar dan masuk ke sekolah Pancabudi untuk mencari anak pohon karet agar bisa dijadikan permainan.

Hingga sampai hari libur, Ridha bersama temannya biasa menonton bioskop di depan sekolah Pancabudi seperti bioskop rakyat.

"Kalau ada duit lebih bisa beli mainan pergi ke perempatan Jalan Gatot Subroto dan Kapten Muslim itu. Di sana pojokannya itu ada tempat jual mainan yang jual namanya Cik Nik Um mainnya di situ SD dan SMP," tutur Ridha.

Usai menamatkan SD dan SMP di Harapan 1 Medan, Ridha melanjutkannya di SMA Negeri 1 Medan. Ia kemudian masuk ke Fakultas Kedokteran USU tahun 1997. Dia kemudian, menjadi Spesialis Bedah Saraf FK UI tahun 2007. Kemudian melanjutkan program Doktoral Ilmu Kedokteran FK USU pada 2012.

Mendengar cerita itu, beberapa kader PDI Perjuangan khususnya yang mengetahui dan beberapa sepanteran (seusia) dengan Ridha pun tertawa mendengar cerita pasangan yang mengusung MEDAN BERANI (BERSAMA RIDHA-RANI) itu.

Tak ayal, cerita masa kecil Ridha itupun banyak dari kader PDIP di Medan Petisah mengingat masa lalu mereka.

Setelah menceritakan masa kecil itupun, Ridha kembali mengajak dan bekerjasama dengan kader PDIP di Medan Petisah untuk solid dan berjuang memenangkan pasangan yang diusung PDIP, Hanura, PPP, Partai Ummat, Partai Gelora, PKN, Partai Buruh dan PBB di Pilkada Medan 2024.

"Pilkada Medan bukan bicara soal kemenangan Ridha-Rani. Tapi, Pilkada kali ini harus dijadikan kemenangan seluruh masyarakat Medan dalam mewujudkan Medan lebih baik ke depan. Bagaimana, Medan ke depan bisa dirasakan oleh generasi kita," ajaknya.

Jadi, lanjutnya, untuk mencapai Medan punya masa depan untuk generasi yang lebih baik, Ridha-Rani membutuhkan kerjasama dan dukungan dari seluruh masyarakat Medan khususnya dari Medan Petisah.

"Maka, agar Medan ini punya masa depan biar bisa dinikmati oleh anak-anak kita, bapak/ibu jangan gadaikan pilihannya hanya untuk sekedar mendapatkan uang dan memilih calon-calon yang melakukan politik praktis. Jika itu dilakukan, maka sama saja menggadaikan kota ini kepada cukong-cukong yang pastinya jika mereka menang tidak akan peduli dengan masyarakatnya," katanya.

Maka dari itu, Ridha secara tegas mengatakan bahwa pasangan Ridha-Rani tidak akan bagi-bagi uang kepada masyarakat karena pasangan BERANI jika terpilih jadi wali kota dan wakil wali kota akan memberdayakan seluruh masyarakat di Kota Medan.

"Jadi, kemana masa depan Kota Medan ini tergantung dengan pilihan bapak dan ibu. Jika salah pilihan maka yang akan merasakan penderitaan itu kita sendiri," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua PAC Medan Petisah, Ronald Tobing secara tegas siap memenangkan Ridha-Rani sebagai wali kota dan wakil wali kota Medan periode 2025-2030.

Dikatakan, Medan Petisah salah satu lumbung suara yang menghantarkan Bobby Nasution - Aulia Rachman menjadi wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada 2020 lalu.

"Pilkada 2020, Medan Petisah suara tertinggi kedua yakni 68% di bawah Medan Tuntungan yang memperoleh 72% menangkan Bobby-Aulia di Pilkada itu. Maka, karena Prof Ridha, anak Petisah, saya bukan mau jumawa. Kami akan gerakkan mesin partai di Medan Petisah untuk kembali memenangkan Ridha-Rani di Pilkada kali ini dengan kemenangan lebih besar lagi," tegasnya.

Hadir dalam konsolidasi itu, Bendahara DPC PDIP Medan, Boydo HK Panjaitan, Wakil Ketua, Daniel Pinem, Juru Kampanye, Fuad Akbar serta pengurus PDIP se-Kecamatan Medan Petisah.

(JW/DEL)

Baca Juga

Rekomendasi