Calon Bupati Deliserdang, Sofyan Nasution, SE saat mendengarkan uraian Cabup lain pada Debat Publik ke 1. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Calon Bupati (Cabup) Deliserdang Sofyan Nasution membantah pernyataan dua kandidat kontestasi Pilkada Deli Serdang tahun 2024, yakni Cabup dari Paslon 02, dr. Asri Ludin Tambunan dan Cabup dari Paslon 03 Yusuf Siregar dan ragu bahwa kedua paslon bisa membantu UMKM melalui pemanfaatan digitalisasi, khususnya media sosial (Medsos) dan platform e-commerce.
Hal ini ditegaskan Sofyan saat membantah Paslon 02, dr. Asri Ludin Tambunan yang sempat mengatakan bahwa saat ini sudah ada instansi terkait, di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, yang dinilainya sudah memanfaatkan digitalisasi, khususnya di medsos.
"Saya tidak percaya. Bupati sebelumnya itu tidak punya sosial media. Jadi gak usah ngomong sosial media kalau tidak punya sosial media," tegasnya membantah pernyataan dr. Asri.
Selain itu, Sofyan juga menyebutkan, faktanya, akun medsos sejumlah Camat di Deli Serdang bahkan tidak bisa dikomentari warganet.
"Camat di Deliserdang ini ada sosial medianya tapi (fitur) komennya ditutup. Artinya, dia takut dikomen sama netizen," bebernya saat Debat Publik ke 1, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang Tahun 2024, Sabtu (19/10/2024) di Thong’s Inn Kualanamu Hotel, Deliserdang, Sumatera Utara
Sofyan menegaskan, hal ini mengartikan bahwa pemanfaatan digitalisasi oleh kalangan pejabat dan dinas di lingkungan pemkab selama ini masih buruk. Sehingga, fakta-fakta didapat masyarakat inilah yang menjadi dasar bagi Paslon SANDI untuk memberikan internet gratis yang menjangkau secara merata bahkan masuk ke kawasan pelosok desa di Deliserdang yang sulit dijangkau.
Sofyan Nasution juga membantah pernyataan Cabup 03 Yusuf Siregar yang menyebut ragu bahwa Paslon SANDI bisa memberikan internet gratis merata hingga ke seluruh desa. Sebab menurutnya, Deliserdang terlalu luas bahkan dia mengakui internet sulit menjangkau wilayah-wilayah yang areanya terlalu jauh dari koneksi internet.
"Tidak perlu membangun jaringan. (Koneksi internet) Cukup kencang karena via satelit langsung. Jadi soal terjauh, luas, itu bukan alasan," jawab Sofyan menjawab keraguan Cabup 03.
Usai kegiatan debat, Sofyan menjelaskan kembali bahwa koneksi internet melalui satelit ini akan bisa menjangkau daerah terpencil, tersulit, dengan kualitas internet yang baik dan cepat.
“Saat ini sudah ada koneksi Satelit, misalnya Starlink. Teknologi satelit seperti Starlink ini merupakan layanan yang berpotensi menjadi solusi Internet berkualitas baik dan cepat terutama untuk daerah terpencil atau daerah yang memiliki infrastruktur jaringan sangat terbatas,” jelasnya.
Koneksi Satelit seperti Starlink diketahui merupakan konstelasi satelit pertama dan terbesar di dunia yang menggunakan orbit rendah Bumi untuk memberikan internet broadband yang mampu mendukung streaming, gaming online, panggilan video, dan sebagainya.
Cara kerjanya dengan memanfaatkan satelit canggih dan perangkat keras pengguna, ditambah dengan pengalaman yang luas dalam hal pesawat ruang angkasa dan operasi di orbit. Karena itu, Starlink memberikan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah kepada pengguna di seluruh dunia.
Teknologi Starlink ini bekerja dengan konstelasi ribuan satelit yang mengorbit ribuan satelit yang mengorbit sangat dekat dengan bumi, pada jarak sekitar 550 Km dan menjangkau bahkan di seluruh dunia. Karena satelit Starlink ini berada di orbit rendah, latensi secara signifikan lebih rendah, sekitar 25 milidetik versus 600+ milidetik.
(REL/BR)