Warga Sinar Pagi Dairi ‘Merintih’, Puluhan Tahun Jalan Buruk (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)
Analisadaily.com, Sidikalang - Seratusan warga Kecamatan Silima Pungga-Pungga dan Tanah Pinem berunjuk rasa ke DPRD Dairi di Sidikalang, Selasa (22/10).
Warga dimaksud diantaranya penduduk Desa Bongkaras, Parongil, Lae Markelang, Lae Luhung dan Sinar Pagi. Mereka menyuarakan beberapa poin. Diantaranya keluhan jalan rusak.
Basaria Situmorang mengungkapkan, sejak masa kanak-kanak hingga berkeluarga, kondisi jalan ke Sinar Pagi tetap berlumpur. Fasilitas publik sedemikian parah sudah puluhan tahun.
"Dari dulu sampai sekarang, tetap hancur. Padahal, jaraknya ke Desa Pardomuan tidak terlalu jauh,” kata Basaria.
Petani itu menyebut, anak-anak seusia SD terpaksa kos di desa lain ekses infrastruktur jelek.
"Pejabat datang bila ada perlunya. Mau pilkada atau pemilu, di situ baru datang. Sesudah dapat yang diraih entah dimana,” kata Basaria.
Dikatakan, ongkos angkut barang Rp1000 per kilogram. Bila jarak terbilang dekat, tarifnya Rp800.
"Terkadang, sebagian hasil tani tercecer tak muat di bak mobil. Penumpang sampai 30 orang bersempit-sempitan,” kata Basaria
Hal senada disampaikan Sortauli boru Silaban. Perhatian pemerintah sangat minim.
"Bulan ini 1 unit mobil hardtop masuk jurang lantaran jalannya parah. Nggam ada aspal. Berlumpur dan berlobang-lobang,” kata Sortauli.
Dipaparkan, alat teanspostasi hanya mobil hardtop dan sepeda motor. Mereka kecewa. Tidak seorangpun anggota dewan menerima.
Sekretaris DPRD, Bahagia Ginting menyebut, dirinya adalah mantan Camat Tanah Pinem. Dulunya, jalan kaki beberapa kali ke Sinar Pagi dalam upaya pemekaran kecamatan.
"Kalau sekarang susah bisa naik mobil hardtop berarti sudah ada kemajuan,” kata Bahagia.
Diutarakan, semua DPRD sedang mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Medan. Aspirasi akan disampaikan ke pimpinan dewan.
Warga bersama Bahagia membuat kesepakatan terkait rencana pertemuan berikutnya.
(SSR/RZD)