Analisadaily.com, Medan - Film berjudul Turang yang tayang perdana di Seberaya akan kembali diputar di Kesain Rumah Gundaling, Desa Seberaya, pada 29 Oktober 2024 jam 20.00 WIB Sekaligus memperingati hari Sumpah Pemuda.
Benson kaban founder dari EventKreatif, mengatakan Film Turang yang diproduksi tahun 1958 ini disutradarai oleh Bachtiar Siagian bercerita tentang perjuangan pemuda Karo dalam melawan penjajahan Belanda di Kabupaten Karo.
Film Turang 3 kali berturut-turut mengikuti Festival Asia Afrika, menjadi delegasi Film Indonesia yg pertama tahun 1958 di Tasken (Usbekiztan), tahun 1960 di Kairo (Mesir) dan tahun 1964 di Jakarta (Indonesia).
Film Turang mengerjakan proses shooting di Desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
Produksi Film Turang sangat kental dengan spirit Konfrensi Asia Afrika 1955 di Bandung yakni Semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) adalah semangat solidaritas dan kerja sama, selain Non Blok, ada juga Dasa Sila Bandung dengan prinsip dasar penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia, kedaulatan, dan integritas teritorial. Dalam hal ini salah satunya respon dari seorang Bachtiar Siagian adalah Karya Film Turang.
"Jika kita merujuk kepada Google, master film ini sudah tidak ditemukan di Indonesia. Melalui proses pencarian yang panjang, seorang Bunga Siagian, lulusan Paska Sarjana UI menulis tesis tentang penelitian Festival Film Asia Afrika, dalam proses inilah preview film Turang didapatkan," jelasnya.
Mengingat Seberaya adalah lokasi Shooting utama, Bunga berkeinginan film tersebut tayang perdana di Seberaya.
Bunga Siagian hadir sebagai presentator film tersebut, kemudian juga ada budayawan Jonatan Tarigan dan Idris Pasaribu yang turut hadir di Seberaya.
"Masih banyak orang tua kita yang menjadi saksi hidup dalam proses shooting film ini yang masih mengingat proses pembuatan film ini yang menceritakan kepada saya betapa heboh dan gemparnya desa Seberaya saat pembuatan film ini," ujar Benson.
Setelah melalui proses panjang dan penelusuran ke berbagai Negara seperti Belanda, Kuba dan beberapa Negara lain yang mungkin masih menyimpan master atau pun copy film tersebut sejak puluhan tahun yang lalu, master ataupun sekedar copy film tersebut tidak pernah ditemukan.
Untuk menyambut kepulangan film peraih penghargaan film terbaik Festival Film Indonesia tahun 1960 tersebut, maka diundang seluruh pemerhati film, cineas Karo, para orang tua yang menjadi saksi hidup proses shooting Film Turang yang masih hidup sampai saat ini.
"Siapapun yang merasa penasaran film ini, maka saya sebagai pribadi, Persada Event Kreatif dan satu-satunya production house yang memproduksi film layar lebar di Kabupaten Karo, Takasinema akan memutar preview film Turang," pungkasnya.