Pengelolaan Lingkungan dan Keterlibatan Komunitas (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Gari Dafit Semet adalah sosok inspiratif yang mewakili semangat pengelolaan lingkungan di Kampung Tua Bakau Serip, sebuah desa pesisir yang terletak di Batam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Gari telah bertransformasi dari seorang individu yang dulunya berpartisipasi dalam praktik pembuangan sampah di area mangrove menjadi seorang penggiat lingkungan yang aktif dan berdedikasi dalam konservasi ekosistem.
Perubahannya dimulai ketika ia menyadari bahwa mangrove yang dulunya terabaikan memiliki potensi besar untuk dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Awalnya, Gari bersama warga lainnya sering membuang sampah di kawasan mangrove, tanpa menyadari dampak negatif yang ditimbulkan. "Dulu, kami tidak berpikir jauh tentang lingkungan. Sekarang, saya sadar bahwa hutan mangrove ini sangat penting," ujarnya.
Setelah melihat kondisi hutan mangrove yang semakin memburuk, ia merasa terpanggil untuk melakukan perubahan. "Kondisi mangrove ini masih bagus, tetapi kami merusaknya. Ini tidak bisa dibiarkan," tambah Gari.
Sebagai seorang lokal champion di Kampung Berseri Astra, Gari bekerja keras untuk membangkitkan kesadaran lingkungan di kalangan warga. Inisiatif ini mendapatkan dukungan dari program KBA atau Kampung Berseri Astra, sebuah program Kontribusi Sosial Berkelanjutan PT Astra International Tbk. Program ini mengintegrasikan empat pilar: Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan. Melalui KBA, Gari dan masyarakat berkolaborasi dengan Astra untuk mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif. "Dukungan dari Astra telah membantu kami dalam berbagai program," ungkap Gari.
Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama melindungi hutan mangrove, yang telah ada sejak lama dan menjadi bagian penting dari warisan budaya mereka.
"Nenek moyang kami selalu menjaga hutan bakau. Jika ada yang merusak, mereka tidak ragu untuk melindungi dengan segenap tenaga," jelasnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat mulai menurun, dan praktik merusak ekosistem pun meningkat. Untuk mengatasi masalah ini, Gari dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) meluncurkan berbagai inisiatif, mulai dari kegiatan bersih-bersih hingga penanaman mangrove. Gari percaya bahwa pelibatan masyarakat dalam kegiatan ini adalah kunci untuk menciptakan kesadaran kolektif.
"Kami tidak hanya ingin mengingatkan orang untuk menjaga lingkungan, tetapi juga ingin mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadapnya," tuturnya.
Salah satu program yang berhasil dijalankan adalah kegiatan bersih-bersih pantai dan mangrove, yang melibatkan anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara warga. Gari mengamati bahwa semakin banyak warga yang berpartisipasi, semakin besar pula kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan. "Ini adalah langkah awal untuk membangun komunitas yang peduli dan berkelanjutan," tambahnya.
Perjuangan Gari dan komunitasnya telah membuahkan hasil. Hutan mangrove di Bakau Serip, yang diperkirakan seluas sekitar 150 hektar, kini menjadi area yang bersih, tertata rapi, dan menarik. Keberhasilan ini menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah, yang ingin belajar tentang ekosistem mangrove dan pentingnya pelestariannya. Gari mencatat peningkatan kunjungan wisatawan, yang memberi dampak positif bagi perekonomian desa. "Dengan meningkatkan kesadaran akan ekowisata, kami juga membantu masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan," ungkapnya.
Kampung Tua Bakau Serip tidak hanya menjadi contoh bagi desa lain dalam hal pengelolaan lingkungan, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem. Gari berharap bahwa upaya mereka dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam konservasi lingkungan.
"Ini adalah warisan yang harus kita teruskan untuk generasi mendatang," tegasnya.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Gari dan komunitasnya menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dimulai dari individu dan berkembang menjadi gerakan kolektif yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Gari percaya bahwa setiap tindakan kecil, seperti membersihkan sampah atau menanam pohon, dapat memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten.
"Kami berharap, apa yang kami lakukan di sini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Batam dan bahkan di seluruh Indonesia," pungkasnya. Melalui kerja keras dan komitmen bersama, Kampung Tua Bakau Serip telah menjadi contoh yang nyata bahwa dengan keterlibatan aktif masyarakat dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, kita dapat melindungi kekayaan alam kita sekaligus membangun ekonomi yang lebih baik untuk masa depan.
(JW/RZD)