Analisadaily.com, Jakarta - Angkatan Laut Indonesia dan Rusia memulai latihan militer gabungan pertama mereka di Laut Jawa pada Senin, 4 November 2024. Latihan ini berlangsung di perairan dekat Surabaya, Jawa Timur, dan akan berlanjut hingga 8 November. Kehadiran empat kapal perang Rusia di lokasi latihan mempertegas kemitraan pertahanan yang semakin erat antara kedua negara.
Inisiatif ini sejalan dengan janji Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang baru saja dilantik, untuk mempererat hubungan pertahanan dengan Rusia. Kebijakan ini menjadi bagian dari pendekatan non-blok Indonesia yang membuka peluang bagi kerja sama dengan berbagai negara tanpa harus berpihak.
Juru bicara Angkatan Laut Indonesia, I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, menjelaskan bahwa latihan ini mencerminkan upaya Indonesia dalam membina hubungan internasional yang baik. "Latihan gabungan ini merupakan wujud nyata dari kemitraan internasional antara angkatan laut Indonesia dan Rusia yang terus terjalin dengan baik," kata Wardhana dalam pernyataannya, melansir REUTERS, Senin(4/11/2024).
Perwakilan Rusia menambahkan bahwa latihan ini dirancang untuk memungkinkan kedua angkatan laut bertukar pengetahuan dan kemampuan, memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara.
Sergey Tolchenov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, sebelumnya menyebut latihan ini sebagai latihan angkatan laut berskala besar pertama antara Rusia dan Indonesia, menandakan semakin kuatnya kerja sama kedua negara di bidang militer.
Indonesia dikenal aktif dalam mengadakan latihan militer dengan berbagai negara sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang tidak berpihak. Selain latihan dengan Rusia, Indonesia rutin menggelar latihan "Super Garuda Shield" bersama Amerika Serikat sejak 2006. Edisi terbaru latihan tersebut pada 2024 melibatkan lebih dari 4.500 personel militer dari berbagai negara, yang berlangsung selama dua minggu.
Analis hubungan internasional Yohanes Sulaiman berpendapat bahwa latihan ini mencerminkan fleksibilitas Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan berbagai negara. "Ini bisa berarti bahwa Indonesia ingin bekerja sama dengan siapa pun," ujarnya. Namun, ia menambahkan bahwa masih ada tanda tanya mengenai strategi besar Prabowo dalam kebijakan luar negeri, dan latihan ini mungkin juga menjadi sinyal bahwa Rusia masih memiliki sekutu di kawasan Asia Tenggara.
Latihan militer gabungan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga menjadi upaya untuk memperluas kemampuan dan kesiapan militer kedua negara dalam menghadapi tantangan keamanan global. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memandang latihan ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan daya pertahanan maritim.
Dukungan Rusia sebagai "teman baik" yang disebut oleh Prabowo saat kunjungannya ke Moskow pada Juli lalu juga memperkuat posisi strategis Indonesia dalam percaturan geopolitik global. Latihan ini menunjukkan bahwa Indonesia berupaya menjaga keseimbangan dalam hubungan internasionalnya, terutama dalam konteks kawasan yang semakin dinamis.
Latihan gabungan Indonesia-Rusia ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan membuka peluang bagi latihan serupa di masa depan, sekaligus mendukung kebijakan Indonesia yang berorientasi pada perdamaian dan kemitraan dengan berbagai negara.