Calon Bupati Deliserdang nomor urut 01, Sofyan Nasution, SE diabadikan bersama warga, Selasa (05/11/2024) di Namorambe. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Sejumlah warga di Deliserdang mengeluhkan permasalahan sampah yang mayoritas diduga salah satunya berasal dari limbah-limbahindustri perhotelan daerah tetangga. Hal ini disampaikan sejumlah warga kepada Calon Bupati Deli Serdang nomor urut 01, Sofyan Nasution, SE, Selasa (05/11/2024).
Tokoh masyarakat Desa Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Hendra, mengatakan kondisi sampah-sampah di Deliserdang saat ini cukup meresahkan. Apalagi, dia melihat banyak sampah dibuang ke sungai.
“Masalah sampak Pak, mungkin itu jadi perhatian khusus. Deli Serdang ini kota penyangga salah satunya dari Kota Medan. Saya berharap ada pengelolaan sampah. Kalau bisa, menghasilkan uang dan bahkan lapangan pekerjaan. Sebab sungai, itu sampah dibuang ke situ. Saya berharap, sungai-sungai bisa kita keruk dan bersihkan dari sampah. Saya yakin jika sudah bersih, sepanjang sungai ini akan ada UMKM, ramai jualan itu, dan terbuka lapangan kerja. Saya berharap masyarakat sini bisa memanfaatkan sungai untuk tempat rekreasi dan UMKM. Dekat dan murah. Tidak perlu jauh-jauh," ujarnya.
Dikatakan juga oleh Edison Sijabat, warga Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak yang mengeluhkan lingkungan tempat tinggalnya penuh dengan polusi pembakaran dari sampah-sampah berasal dari limbah industri perhotelan.
“Di sini Pak, tempat penumpukan sampah hotel-hotel di Medan. Sampahnya di tumpuk di sini. Jadi bapak kalau sudah duduk, bagaimana agar masalah sampah ada solusinya supaya tidak menjadi polusi. Karena, (lingkungan) kami sudah ada korban, ada anak warga, sebelahnya ada tempat pembakaran sampah, dan anak itu sudah kena infeksi paru paru,” ungkapnya, Minggu (03/11/2024).
Pengelolaan Terpadu
Menanggapi permasalahan tersebut, Cabup Sofyan Nasution mengungkapkan Paslon Sofyan-Junaidi akan mengatasinya dengan system pengelolaan terpadu.
“Terkait sampah, penduduk Deliserdang ada sekitar 2 juta orang dengan potensi sampah 300 ton perhari. Sementara, sampah dibuang di dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu di Kutalimbaru dan STM Hilir. Sedangkan, sisa yang tidak terangkut, itulah yang dibuang di sungai atau diswakelola. Hal itu akan menjadi masalah besar di kemudian hari karena dua TPA itu tidak bisa akomodir.
Kalau saya terpilih, tidak akan lagi ada TPA, tapi yang ada adalah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat. Dan 85 persennya (sampah) bisa dikelola, misalnya bisa jadi briket bahan bakar,” paparnya.
Lanjutnya, dalam tiga tahun, sisa pembakaran sampah akan berkurang drastis bahkan jumlah sampah dari masyarakat pun akan semakin sedikit.
“Dalam waktu tiga tahun, masyarakat Deli Serdang, kalau buang sampah itu pun dibayar. Di Kabupaten Banyumas sudah melakukan pengelolaan sampah yang perharinya mencapai 400 ton. Lingkungan jadi bersih, kelompok masyarakat dapat penghasilan tambahan, warga setempat dapat tambahan dari sampahnya yang ditampung," jelasnya.
(REL/BR)