Dalam dialog dengan pedagang, Hendri mengedukasi agar menolak politik uang, serta menekankan pentingnya budaya gotong royong dan melawan penyalahgunaan istilah "Togu-togu Ro" yang digunakan untuk membenarkan praktik politik uang.

Hendri juga menjelaskan pentingnya revitalisasi pasar untuk meningkatkan perekonomian, namun dengan syarat pedagang yang ada tetap dilibatkan dan dilindungi.

"Jangan sampai karena revitalisasi, pedagang tersingkirkan. Harus ada regulasi yang jelas untuk melindungi mereka," ujarnya.

Terkait isu TTR, Hendri menegaskan bahwa jika masyarakat terjebak dalam praktik politik uang, mereka akan terbebani utang selama lima tahun.

"Saya akan bekerja tanpa politik uang. Masyarakat tidak berutang kepada saya, saya yang berutang kepada rakyat," katanya.

Hendri juga menegaskan komitmennya untuk "tegak lurus" dengan Presiden Prabowo Subianto. "Jika saya terpilih, saya akan bekerja dengan prinsip yang tegas dan tidak terjerumus dalam praktik korupsi yang merugikan masyarakat," tegasnya.

Selain itu, Hendri menyoroti pentingnya pemerintahan yang bersih dan pengelolaan anggaran daerah yang transparan, agar tidak digunakan untuk membayar utang politik.

"Birokrasi harus bersih, dan anggaran harus untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk melunasi utang politik," ungkapnya.

Di akhir kunjungan, Hendri mengajak masyarakat untuk berpartisipasi membangun Humbahas tanpa terpengaruh politik uang, demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

(REL/RZD)